Chapter 5 🟦

658 52 1
                                    

Sepuluh tahun yang lalu, beberapa waktu sebelum pertemuan pertama Xiao Zhan dan Wang Yibo. Pertemuan tanpa sengaja yang akan mengubah segalanya.

Perlahan aku sadar kehidupan kita berbeda, bahkan jauh berbeda.

•••••


Sinar mentari mulai menampakkan diri, kicauan burung di pagi hari mulai terlihat. Di dalam rumah mewah tiga lantai itu tepatnya di dalam kamar di lantai teratas terdapat sosok remaja laki-laki yang masih asik meringkuk di dalam selimut tebalnya. Remaja lima belas tahun itu seolah tak ingin menunjukkan diri pada semesta.

Xiao Zhan, anak tunggal dari pasangan Xiao Yan dan Xiao MeiLing, anak pengusaha dan pemilik butik terkenal di kota. Semua orang menginginkan kehidupan remaja itu, hidup bahagia dengan keluarga kaya raya. Namun, apakah mereka masih menginginkan kehidupan remaja itu jika mengetahui fakta sebenarnya dari kehidupan yang Xiao Zhan alami?

Menjadi anak dari pasangan dan keluarga kaya raya tak menjamin kebahagiaan bagi Xiao Zhan, sejak kecil dia merasa kesepian di rumah besar ini. Ayahnya jarang pulang, ibunya? Entah kemana saja dirinya tak tau. Kehidupan yang Xiao Zhan jalani hanya bangun pagi, berangkat sekolah, pulang sekolah, di rumah sendirian, lalu tidur di malam hari. Kemudian mengulang kembali kegiatan membosankan itu.

Jika anak-anak lain akan menghabiskan hari libur bersama keluarga, Xiao Zhan hanya akan menghabiskan hari liburnya bersama tumpukan buku di perpustakaan mini miliknya. Selama masa sekolahnya Xiao Zhan tak memiliki banyak teman, status teman yang dia miliki hanyalah 'teman sekelas' yang bahkan mungkin beberapa dari mereka tak menyadari kehadirannya atau bahkan membenci kehadirannya.

Orang-orang banyak yang mempertanyakan dirinya, mengapa dia sendirian? Mengapa dia tak ingin berteman? Atau mengapa dia terlihat sombong seolah tak membutuhkan orang lain. Remaja lima belas tahun itu hanya tak mengerti bagaimana caranya memulai untuk berteman, dia takut, terlalu takut untuk diabaikan.

Banyak orang menilai Xiao Zhan terlalu lemah untuk ukuran anak laki-laki, Xiao Zhan tak menyangkal jika dirinya dikatakan lemah. Bukan, bukan karena dia suka menjadi lemah. Xiao Zhan hanya terlalu terbiasa dengan kelemahan dirinya. Tak pernah ada yang menginginkan kehadirannya, orang tuanya bahkan melihat dia seperti penyesalan yang tak seharusnya ada. Hanya asisten rumah tangga sekaligus pengasuhnya yang akan selalu menemaninya.

Remaja lima belas tahun itu kekurangan kasih sayang orang tuanya.

Xiao Zhan merasa ia selalu diabaikan ayah dan ibunya.

Xiao Zhan merasa ia tak diinginkan orang tuanya.

Orang tuanya tak pernah bertanya tentang kehidupan sekolahnya.

Orang tuanya tak pernah memuji jika dirinya mendapatkan nilai seratus pada ulangan matematika.

Setidakdiinginkannya kah dirinya di rumah ini?

Ketikan nyaring terdengar di kamarnya ia abaikan, seandainya jika tak menangis semalaman mungkin ia tak akan bangun kesiangan. Seolah lupa dengan hari pertamanya masuk sekolah lagi, beruntung hari ini masih jam enam pagi.

"Tuan muda, sudah jam enam pagi."

Bukan hanya ketukan, panggilan dari pengasuhnya pun ia abaikan. Xiao Zhan benar-benar merasa mengantuk dan dia hanya ingin tidur lagi.

Ceklek

Suara pintu kamar terbuka, netra perempuan paruh baya itu memandang sendu remaja laki-laki yang tertidur itu. Entah apa yang ia rasakan sekarang.

"Tuan Muda, sudah jam enam pagi. Hari ini hari pertama Tuan Muda sekolah bukan?" Wanita paruh baya itu melangkah mendekati remaja laki-laki yang masih enggan untuk bangun.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now