Chapter 58

353 32 17
                                    

"Pertemuan pertama kita adalah Minggu kedua bulan Juli saat aku tak sengaja pergi ke festival sekolah temanku, pertama kali melihatmu aku langsung merasa 'ah, aku jatuh cinta padanya', aku tidak tau apa, kenapa atau bagaimana bisa aku jatuh cinta padamu, bahkan aku tak mengetahui namamu. Kamu hanya orang asing yang secara acak ku temui hari itu, kamu hanya orang asing yang mungkin saja tidak akan pernah kutemui lagi di masa depan nanti. Kamu, adalah orang asing dengan segala kemungkinan itu yang aku semogakan untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya di masa depan nanti. Tapi, tidak. Tidak sampai pertemuan kedua kita akhirnya terjadi, pada waktu itu aku berharap bahwa diantara aku dan kamu tidak akan pernah ada pertemuan kedua, ketiga, keempat dan pertemuan-pertemuan lainnya."

Wang Yibo to his First Love.

°°°°°

Wang Yibo diam-diam pergi ke taman kota yang tak jauh dari kantornya, beberapa jam yang lalu kekasihnya -YangZi datang lagi padanya, apalagi jika bukan tentang gagasan menikah yang sampai sekarang belum bisa dia lakukan? Wanita dua puluh lima tahun itu tidak menyerah meskipun dia tau bahwa dirinya tidak diterima oleh keluarga Wang Yibo, lagi dan lagi berbekal ancaman penepatan janji wanita itu bisa membuat Wang Yibo bungkam dan akhirnya hanya bisa diam menatap kepergiannya.

YangZi pergi bukan karena dia marah janji pemuda itu tak segera ditepati, dia pergi karena dia merasa sudah menang akan situasi ini. Wanita itu tau Wang Yibo adalah laki-laki paling bertanggungjawab yang akan menepati segala janji yang dibuat, dan dia memanfaatkan celah ini. Melihat Wang Yibo menatapnya dengan ekspresi seperti itu pun bukannya membuatnya sedih malah membuat wanita dua puluh lima tahun itu senang. Dia senang meski dia tak dicintai oleh kekasihnya, apakah dia gila? Tidak, YangZi tak peduli sekalipun Wang Yibo tidak mencintainya. Lagipula tujuannya mendekati Wang Yibo bukan untuk cinta. Jadi, buat apa dia peduli jika tidak dicintai?

Jika YangZi merasa senang melihat ekspresi tak berbentuk dari Wang Yibo, laki-laki itu hanya bisa mengutuk dalam hatinya. Sampai kapan dia akan terjebak pada wanita ular ini? Dia bukannya tidak berusaha, Wang Yibo sudah melakukan segala macam cara untuk mencari bukti terakhir itu tapi sampai saat ini dia belum menemukannya. Mengapa rasanya sulit sekali mencarinya?

Memandangi langit yang terkesan mengejeknya Wang Yibo hanya bisa berdiam diri di bangku taman, dia bahkan mengabaikan fakta bahwa saat ini sudah bulan November dan cuaca dingin sekali meski masih siang hari begini. Harusnya dia memakai mantel tadi, tapi sudahlah. Lagipula dia datang kesini bukan karena sengaja, dia hanya pergi ke tempat acak dan kemudian berakhir pada taman yang anehnya tidak ramai ini.

"Sial, kenapa aku malah mengingat hal itu," ucapnya ketika tiba-tiba sekelibat bayangan berkeliaran di pikirannya, dia sedang dalam perasaan yang buruk, dia tidak ingin mengingat hal buruk lainnya.

Bayangan itu menari dengan begitu epiknya seolah mengejek dirinya yang selama ini tak pernah peduli dan melakukan hal diluar pemikirannya mengabaikan perasaan yang menangis setiap dia melakukannya, jauh dalam bayangannya dia melihat sosok itu menatapnya lalu kemudian tersenyum mengejek padanya. Membuat Wang Yibo merasa dunianya runtuh seketika, tapi, dia sudah jutaan kali membayangkan hal ini. Jadi, kurang lebihnya dia sudah jutaan kali membuat simulasi serupa dalam pikirannya. Hal kecil seperti ini tidak akan berdampak banyak jika suatu saat akan terjadi dalam kehidupannya. Iya, kan?

"Kau benar-benar kejam, kau berhasil mempermainkanku selama ini. Apa kau bahagia saat berhasil membuatku sengsara?" Senyuman itu masih sama, penuh sarkasme yang membuat Wang Yibo tidak bisa mengelak jika dia merasa terancam saat melihatnya.

Sosok itu tertawa saat melihat Wang Yibo tak bisa bahkan untuk membela diri di depannya, bibirnya kelu tak bisa mengeluarkan suara apapun.

Sejauh ini, ini adalah simulasi dengan perkataan paling halus yang pernah dia bayangkan dalam jutaan kali simulasi yang sama, biasanya dia akan membayangkan makian dan cacian yang jauh lebih kejam dari ini dan dia tidak akan mengelak. Lebih jauh, Wang Yibo menerima semua caci maki itu dengan suka rela dalam dunia ilusi ciptaannya sendiri. Dunia ilusi yang suatu saat di masa depan akan menjadi kenyataan yang harus dia hadapi.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now