Chapter 2

586 58 2
                                    

Pagi ini Xiao Zhan disibukkan dengan membereskan pakaian yang akan ia dan anak-anaknya bawa pulang, hari ini adalah hari terakhirnya di London, besok mereka akan pulang ke China dengan penerbangan pagi. Setelah selesai mengepak pakaian yang akan dibawa, Xiao Zhan beralih ke dapur, menyiapkan makanan untuk kelima anaknya.

Tiga puluh menit berkutat di dapur, menyiapkan sarapan sederhana untuk anak-anaknya. Suara gaduh mulai terdengar, suara langkah kaki perlahan terdengar semakin mendekat. Xiao Zhan tersenyum, anak-anaknya berdiri di dekat meja makan siap untuk sarapan pagi.

"Selamat pagi, Papa," ucap keempat bocah laki-laki itu bersamaan.

Xiao Zhan tersenyum memandangi anak-anaknya, sedetik kemudian ia mengernyit.

"Kok cuma empat, mana YiHan?" batin Xiao Zhan bertanya-tanya, dimana anak keempatnya itu?

"YiHan masih tidur, Pa." YiXian menjawab seolah mengerti dengan tatapan Papanya.

"Udah Zhiyan bangunin, susah. Yaudah kita tinggal aja." Kini giliran Zhiyan yang menjawab.

Xiao Zhan berjalan meninggalkan keempat anaknya yang kini duduk anteng di tempat duduk masing-masing, memasuki kamar si kembar Xiao Zhan melihat YiHan masih asik tidur.

"Ah, anak itu. Lengket banget sama kasur, turunan siapa coba?" batin Xiao Zhan bertanya-tanya, kini ia sudah dihadapan YiHan.

Mon maap bapak Xiao, itu turunan bapaknya yang satu lagi kayaknya.

Setelah drama pagi yang hampir selalu mereka lakukan, membangunkan YiHan yang terlalu lengket dengan kasur tentunya. Saat ini mereka berkumpul di meja makan, menyantap makanan pagi yang sudah tersedia. Xiao Zhan menatap anak-anaknya, rasa haru menyeruak dalam hatinya.

Anak-anaknya saat ini sudah berusia sembilan tahun, itu artinya sudah sepuluh tahun dia pergi lari dari kenyataan. Sepuluh tahun menyembunyikan diri dari penolakan orang-orang yang dia sayangi dan sepuluh tahun menyembunyikan fakta bahwa dia memiliki anak-anaknya. Tak terasa air matanya kembali menetes, Xiao Zhan bingung mengapa akhir-akhir ini dia mudah menangis?

"Papa kenapa nangis, YiHan nakal lagi ya?" ZhiYan bertanya sembari menatap tajam adiknya yang santai memakan nasi goreng.

"Ish, kenapa jadi YiHan?" YiHan memanyunkan bibirnya, tak terima dengan ucapan kakaknya.

"Ya memangnya apalagi? Bukankah kamu memang susah dibangunin? Menyusahkan Papa saja," sahut Yunxi.

"Sudah jangan bertengkar di depan makanan, tidak baik. Papa tidak sedih karena Yihan, kok. Papa hanya sedikit sedih karena sebentar lagi kita meninggalkan London." Xiao Zhan  dengan cepat menghapus air matanya. Tak ingin anak-anaknya khawatir dengan keadaannya.

"Papa jangan sedih, kalau Papa sedih kita ikut merasa sedih," ucap WangFei mewakili kakak-kakaknya.

Mia memandang kelima anaknya, sesekalk pikirannya masih membayangkan tentang Wang Yibo, apa yang harus ia lakukan jika mereka bertemu dengannya? Apa yang akan terjadi jika mereka bertemu dengannya? Xiao Zhan tak mungkin menyembunyikan mereka selamanya, kan?

Namun, Xiao Zhan kembali dihadapkan dengan pemikiran bahwa Wang Yibo pasti sudah menikah dengan Xuan Lu. Mereka berdua sudah bertunangan sejak sepuluh tahun lalu, apa yang akan dia katakan pada Xuan Lu jika perempuan itu tau suaminya memiliki anak dengan laki-laki lain? Xiao Zhan tak sejahat itu untuk menghancurkan perasaan sahabatnya itu.

Meskipun Xiao Zhan tak mendapatkan kabar pernikahan mereka, karena pada dasarnya dirinya memutuskan semua akses komunikasi pada orang-orang di masalalu. Namun entah mengapa Xiao Zhan yakin bahwa Wang Yibo saat ini pasti sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri, dan Xiao Zhan tak ingin menganggu keluarga orang yang dia cintai tersebut.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now