Chapter 25

394 42 2
                                    

"Maaf, Tuan. Tapi, mengapa Tuan memberikan informasi itu kepada mereka? Setelah semua yang mereka lakukan selama ini."

Sosok yang ditanya hanya tersenyum melihat asistennya yang saat ini menatap penuh kebingungan padanya, ah dia entah mengapa merasa senang melihatnya.

"Kau tau, Liam? Terkadang kita harus memberi babi makanan yang banyak sebelum memotong dan memakannya, anggap saja aku memberi mereka kebahagiaan sebelum menghancurkan mereka sampai tak tersisa." Laki-laki itu tertawa memperlihatkan gigi taring mungil yang nampak cocok padanya.

"Saya masih tidak mengerti dengan jalan pemikiran Tuan saat ini, sepertinya saya perlu belajar banyak hal." Sosok asisten itu tersenyum melihat atasannya tertawa.

"Liam, segera selesaikan semua urusan kita disini. Pastikan bulan depan kita bisa kembali kesana, aku harus segera menemui adik kecilku yang manis itu bukan?"

Setelah mengatakan itu asistennya pun beranjak ke luar ruangan, mengerjakan apapun yang bisa dia kerjakan. Ruangan itu kini hanya tersisa satu sosok yang saat ini berdiri di depan dinding kaca, melihat jalanan kota Paris yang indah namun tak ada artinya di matanya.

"Berbahagialah kalian untuk saat ini, ya walau aku tidak yakin kalian bisa mengambil hati anak kesayangan kalian itu. Nikmatilah sebelum aku mengambil semuanya, adikku, tunggu aku sebentar lagi." Laki-laki itu tersenyum membayangkan adik yang tak pernah dia akui selama ini. Entahlah, hanya dia yang tau apa yang ada dalam pikirannya.


****


Beberapa waktu yang lalu

"Papa yakin kita tidak masalah datang kesini?" Sosok wanita itu melihat suaminya yang saat ini duduk di kursi kemudi, saat ini mereka berada di depan sebuah restoran yang nampaknya sudah tutup.

"Kalau tidak sekarang kapan lagi, aku tau informan kita ini tidak dapat dipercaya, kalaupun seandainya ini benar mungkin akan ada masalah kedepannya. Tapi, Ma, seperti kata Mama mari kita perbaiki hubungan kita dengan satu-satunya anak kita, meski terlambat mari kita mencoba." Laki-laki paruh baya itu balas melihat wanita di sampingnya, mengangguk memberikan kekuatan padanya. Laki-laki itu tau, istrinya sangat ingin bertemu anak mereka, jadi bukankah saat ini adalah kesempatan yang bagus?

"Baiklah, Mama juga rindu pada anak itu."

Mereka keluar dari mobil dan berjalan mendekat ke arah pintu masuk, namun beberapa langkah sebelum mereka sampai ada sosok laki-laki yang terlihat menggendong anak kecil menghampiri mereka berdua.

"Permisi, maaf kami sudah tutup untuk hari ini. Jika Tuan dan Nyonya ingin berkunjung bisa kembali lagi esok hari." Laki-laki itu tersenyum, namun apa yang menjadi fokus dua orang paruh baya itu adalah anak dalam gendongannya, entah mengapa mereka merasakan emosi yang luar biasa ketika melihatnya.

"Maaf, tapi apa benar pemilik restoran ini adalah Xiao Zhan?" Laki-laki paruh baya itu, Xiao Yan menanyakan tujuan utamanya datang kesini. Melihat istrinya diam saja dia langsung mengatakan tujuannya tanpa basa nasi.

"Iya, benar. Maaf, tapi Tuan dan Nyonya ini siapa? Apa kalian mengenal pemilik restoran ini?" Laki-laki itu terlihat bingung dengan pertanyaan Xiao Yan, sekaligus terlihat waspada. Hal itu terlihat jelas dalam pandangan mata laki-laki paruh baya itu.

"Saya ayahnya, dan ini ibunya. Kami orang tua Xiao Zhan. Bisakah kamu bawa kami untuk bertemu dengannya, ada hal penting yang harus kami sampaikan padanya." Xiao Yan mengatakan hal ini dengan jelas, membuat laki-laki di depannya terkejut bukan main, mendapatkan fakta baru yang selama ini mungkin tak pernah ia duga. Orang tua ayah angkatnya datang menemui.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now