Chapter 4

526 63 6
                                    

Mereka berdua kini berada di dalam restoran, entah mengapa perasaan Xiao Zhan tidak enak.

"Permisi, perkenalkan ini .... "

"XIAO ZHAN"
"Yibo-Ge"

Ucapan Fanxing terpotong dengan kekagetan dari dua orang, Fanxing merasa bingung sedangkan Xiao Zhan kini menunduk dalam.

Xiao Zhan tak menyangka bahwa client yang ditemui Fanxing adalah Wang Yibo, Xiao Zhan tak mengira bahwa ia akan bertemu dengan Wang Yibo dengan waktu yang secepat ini.

"Papa kenal dengan Yibo Gege?"

Tak salah Fanxing memanggil Wang Yibo tanpa embel-embel Tuan saat di luar pekerjaan, mereka berteman dekat. Bahkan bisa dibilang Wang Yibo sudah Fanxing anggap sebagai kakak. Satu tahun lalu ketika dirinya pertama kali pulang ke China dan mengambil alih perusahaan orang tuanya, Wang Yibo banyak membantu dan sejak itulah mereka berdua dekat.

"Dia adik kelasku waktu SMA, meski cuma satu semester." Wang Yibo menjawab dengan santai, menetralkan rasa terkejutnya.

Mendengar ucapan Wang Yibo, Fanxing menatap Xiao Zhan yang kini masih menundukkan kepala, terlihat sedikit aneh bagi remaja delapan belas tahun itu.

"Kenapa harus secepat ini, Tuhan" batin Xiao Zhan.

Wang Yibo tersenyum sinis, ia menatap genggaman tangan Fanxing dan Xiao Zhan. Wang Yibo salah paham akan situasi dua manusia di depannya, entahlah mengapa dia bisa berpikir demikian hanya karena genggaman tangan yang bisa berarti berjuta makna lainnya. Mungkin otaknya sudah terlanjur akan selalu berpikir negatif jika itu menyangkut Xiao Zhan. Entahlah, siapa yang tau apa yang ada di dalam pikiran Wang Yibo.

"Cih, rupanya seleramu sekarang bocah," batin Wang Yibo memandang remeh pada Xiao Zhan.

"Duduklah Fanxing, aku memintamu menjemputnya untuk makan bersama bukan berdiri terus."

Xiao Zhan dan Fanxing akhirnya duduk, posisi duduk mereka saat ini adalah Xiao Zhan tepat berhadapan dengan Wang Yibo. Xiao Zhan gugup setengah mati, otaknya memerintahkan untuk bersikap biasa saja tapi tubuhnya malah berbuat sebaliknya, tanpa sadar pegangan tangannya dengan Fanxing semakin erat, dan itu menambah kesalahpahaman bagi manusia di depannya yang sedari tadi menatap remeh padanya.

Sementara Fanxing, pikirannya saat ini berkelana entah kemana. Xiao Zhan bersikap jauh berbeda dibanding biasanya, ia menatap khawatir manusia disampingnya.

"Pesankan makanan dulu Fanxing, aku sudah memanggil waiters kemari," ucap Wang Yibo tanpa menatap. Baginya menatap dua manusia di depannya ini sungguh memuakkan, ah tidak bukan dua hanya satu, Xiao Zhan.

"Rileks Zhan, tenang. Kau harus tenang, jangan bersikap aneh dan mencurigakan. Bersikaplah biasa saja," batin Xiao Zhan menyemangati.

"Kau harus bisa untuk bersikap biasa saja di depannya, Zhan," lirih Xiao Zhan hampir tak terdengar, namun sayangnya Fanxing mendengar hal itu.

"Jangan-jangan?" Batin Fanxing, pikirannya mulai berkelana kemana-mana.

Tak lama waiters masuk ke dalam ruangan yang mereka tempati, Wang Yibo memesan ruangan privat di restoran ini. Hal biasa untuk pembicaraan bisnis yang bersifat pribadi.

"Selamat siang Tuan, ada yang bisa saya bantu?" Waiters itu berbicara dengan sopan.

"Kami ingin menambah pesanan, Fanxing pesankan sesuatu untuknya," ucap Wang Yibo tanpa sedikitpun melihat Xiao Zhan.

"Papa ingin pesan apa?" Yang ditanyai diam memikirkan sesuatu, Xiao Zhan merasa bingung dia harus memesan satu makanan untuknya sendiri atau memesan sekalian untuk anak-anaknya di luar sana. Berbicara tentang anak-anaknya, Xiao Zhan sedari tadi takut setengah mati jika Wang Yibo entah bagaimana caranya mengetahui tentang si kembar.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now