Chapter 34 🟦

295 30 4
                                    

16 Agustus, dua jam sebelum peristiwa malam itu.

5.35 PM

Sore ini setelah pulang sekolah, Xiao Zhan hanya ingin merebahkan dirinya di atas ranjang kesayangannya. Mengingat apa yang terjadi di sekolah membuat pikirannya buntu, mengapa susah sekali rasanya membuat Wang Yibo mau menerima perasaannya?

Xiao Zhan mengingat-ingat lagi perjuangannya selama empat bulan belakang ini, bagaimana pertemuan pertamanya dengan Wang Yibo, bagaimana ketika akhirnya dia memutuskan untuk mengejar Wang Yibo dan bagaimana semua perjuangannya sia-sia karena pemuda Wang itu akan selalu menolaknya.

Xiao Zhan tak pernah mengira bahwa menyukai Wang Yibo akan semenyakitkan ini, baru saja Minggu lalu dia merasa senang karena mengira mendapatkan kesempatan, namun apa yang dia dapat? Dia hanya dijadikan pembantu gratisan dan ditinggal sendirian di malam hari.

Jangankan mendapatkan kesempatan, Xiao Zhan bahkan mendapatkan fakta baru bahwa Wang Yibo telah memiliki pacar. Entah siapa pacar pemuda itu dirinya sebenarnya kepo tapi Xiao Zhan takut patah hati, ya walau sebenarnya dia setiap hari patah hati karena ditolak Wang Yibo.

Merebahkan diri tanpa gangguan memang asik sekali, tak terasa Xiao Zhan tertidur tanpa dia sadari.


.


.



6.57 PM

Suara bising di luar sana membangunkan remaja lima belas tahun yang asik tertidur, membuka mata dan mengumpulkan nyawanya, Xiao Zhan merasa lelah sekali. Ingin dirinya menikmati malam dengan tertidur lelap, namun suara di bawah sana mengganggu, oh jangan lupakan Xiao Zhan merasa lapar sekali.

Mengambil baju seadanya, Xiao Zhan akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai satu, memasuki dapur ternyata belum ada makanan, dilihatnya Jiayi masih memasak, haah dirinya sudah kelaparan. Xiao Zhan akhirnya memutuskan untuk pergi ke minimarket dekat rumahnya.

.


.


7.08 PM

"Mau kemana kamu malam-malam begini?"

Langkah kaki Xiao Zhan terhenti, menoleh ke samping dirinya melihat ayahnya menatap tajam ke arahnya, lihatlah bahkan saat sedang sibuk berdebat dengan ibunya, laki-laki itu masih bisa menatapnya seperti itu.

Jujur saja Xiao Zhan ingin melepaskan emosinya dengan berteriak pada kedua orang tuanya, mereka entah mengapa tidak pernah menganggapnya ada, tidak peduli padanya bahkan ah sudahlah lupakan, Xiao Zhan merasa tidak peduli lagi saat ini.

Berniat tak menjawab Xiao Zhan berjalan kembali, tak berselang lama tangannya ditarik begitu saja, ah ayahnya ini mengapa bersikap aneh sekali padanya.

"Kalau ditanya itu jawab, mau kemana malam-malam seperti ini, dan lihat apa-apaan yang kamu pakai ini?"

Xiao Zhan merasa terganggu dengan perkataan ayahnya, dirinya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman ayahnya, ini terasa sakit.

"Aku ingin pergi ke rumah temanku, Papa tidak akan tahu temanku yang mana meskipun aku memberitahumu. Jadi, bisakah Papa lepaskan tanganku dan biarkan aku pergi?"

Xiao Zhan dapat melihat ayahnya menatap dengan tajam, entah mengapa Xiao Zhan merasa takut, tapi dirinya juga lelah berada di rumah hanya untuk mendengar perdebatan mereka.

"Minggu lalu pergi kemana kau tidak pulang semalaman? Xiao Zhan, jangan pernah bermain-main dengan keluyuran tidak jelas seperti itu."

Apa ini, mengapa Xiao Zhan merasa senang walau faktanya saat ini dirinya sedang dimarahi oleh ayahnya. Xiao Zhan ingin menangis saat ini, bolehkah dia berharap ayahnya memarahinya karena khawatir padanya? Apa yang tidak pernah ia dapatkan selama ini, aaah Xiao Zhan benar-benar ingin menangis.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now