Chapter 52

385 38 18
                                    

Pertemuan pertama kita adalah di atap sekolah pada hari pertama sekolah, aku yang murid baru bertemu dengan dirimu sang ketua OSIS yang sedang razia berkeliling tempat. Tanpa sengaja kamu menemukanku di atap sekolah yang katamu tak pernah dikunjungi oleh murid lainnya, pada waktu itu aku masih belum menyukaimu. Aku sendiri tidak tau kapan aku mulai menyukaimu atau kenapa aku menyukaimu, yang aku tau hanyalah saat itu aku merasa bahwa aku ingin selalu berada di dekatmu. Aneh bukan? Aku tau aku aneh untukmu yang seorang bintang sekolah. Aku menyukaimu tanpa alasan, tanpa sebab, tanpa apa dan tanpa kenapa. Kamu juga sama, bedanya kamu membenciku tanpa aku ketahui apa alasannya. Mungkin kamu membenciku yang selalu mengejarmu, laki-laki yang tidak tau malu mengejar laki-laki lainnya.

Xiao Zhan to Wang Yibo

•••••

"Liam, menurutmu aku harus muncul dihadapannya seperti apa?"

Laki-laki akhir dua puluhan itu menatap asisten pribadinya yang saat ini ada disampingnya, mengerjakan tugas yang dia berikan.

"Saya tidak mengerti maksud pertanyaan Tuan seperti apa."

Laki-laki itu menatap datar, apa-apaan asistennya ini.

"Aku sudah lama tidak bertemu dengannya, jadi aku tidak mungkin muncul dengan cara biasa bukan? Apalagi bajingan tengik itu saat ini berada di sekelilingnya, aku heran padanya padahal dia sebegitunya untuk melindungi adik manisku itu tapi kenapa dia malah bersembunyi diatas kepura-puraannya?" tanyanya entah pada siapa.

"Mungkin dia memiliki alasan sendiri Tuan, saya tidak berani menebak apa alasannya tapi jika itu seperti yang Tuan katakan mungkin dia memiliki alasan mengapa berpura-pura seperti itu."

Laki-laki itu tersenyum menatap asistennya, senyuman penuh kelicikan.

"Jika kupikir lagi sepertinya aku tau apa alasan dia melakukan itu, haha, bajingan itu ternyata pengecut bernyali tempe."

Tawanya menggelegar di ruangan yang sunyi, sejenak dia teringat dengan peristiwa bertahun-tahun yang lalu.

"Jangan pernah mengganggunya, aku peringatkan padamu." Laki-laki di depannya menatap penuh permusuhan.

Hanya terdengar tawa miliknya yang membuat laki-laki di depannya semakin menatapnya dengan tatapan yang semakin mengerikan.

"Kenapa seorang pangeran sekolah sepertimu menghawatirkan keselamatannya, jika aku tidak lupa dia bukan siapa siapamu?"

Sosok di depannya masih diam dengan tatapan penuh permusuhan padanya, sementara dia hanya tersenyum menikmati suasana ini.

"Jangan lupa, kau adalah orang yang tidak diperbolehkan untuk menghawatirkannya. Jangan merusak peran yang sudah susah payah kau bangun selama ini."

Setelah puas membuat sosok di depannya meradang mendengar semua ucapannya, dia pun pergi dari sana. Beberapa langkah menjauh dari laki-laki itu dia masih bisa mendengar ucapan penuh tekad itu, lucu sekali jika dipikir.

"Aku akan memastikan kau tidak akan pernah bisa menyentuhnya, seujung kuku pun kau tidak akan bisa."

"Ya ya ya, aku akan menantikan bagaimana usahamu untuk melakukan itu." Monolognya sembari berjalan menjauh dari laki-laki yang saat ini masih menatapnya dengan penuh permusuhan.

"Tuan, mengapa Anda tersenyum?"

Lamunannya buyar, dia kembali pada kenyataan.

"Setelah kupikir-pikir aku semakin bersemangat untuk bertemu dengan adik manisku itu."

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang