Chapter 68 🔞

619 40 47
                                    

"Aku tidak akan meminta pengampunan darimu, aku sadar aku tidak layak mendapatkannya."

°°°°


"Permisi, Tuan. Saya ingin menyampaikan berkas yang harus Tuan tandatangani."

Gelas berisi minuman berwarna merah itu diletakkan kembali pada meja di depannya, memundurkan kursinya sedikit lalu mengangkat kakinya diatas satu kaki yang lain, tersenyum menatap asistennya yang baru saja masuk menghampirinya.

Jam sembilan malam, dia tadi sengaja menunda waktu pulangnya dengan alasan ingin lembur tapi ada hal lain yang dia nanti. Sesuatu yang akan membuatnya merasa senang.

"Aku berkata ingin lembur dan kau benar-benar melemparkan pekerjaan ini padaku." Ucapan itu sedikit sarkastik, tapi laki-laki di depannya tak terpengaruh.

"Sesuai perkataan Anda tadi sore, Tuan."

Asistennya itu malah tersenyum sembari meletakkan map berwarna merah cerah itu, setelahnya kembali mundur beberapa langkah.

"Kau terlalu menanggapi ucapanku, Liam."

Tangannya meraih map berisi berkas penting itu, membolak-balikkannya sebentar sebelum meletakkannya kembali di atas meja.

"Kau mengganggu kesenanganku."

Laki-laki yang masih berdiri di depannya itu hanya diam sebelum mengeluarkan beberapa kata kembali.

"Saya tidak berani melakukannya, Tuan."

"Tapi kau sudah melakukannya."

Mereka berdua diam beberapa saat sebelum pria itu tiba-tiba berdiri kemudian berjalan menghadap dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan malam kota Beijing yang terlihat indah, asistennya berjalan mendekatinya lalu berdiri di sampingnya.

Tangannya perlahan merogoh saku jas bagian dalamnya, mengambil klip berisi kapsul berwarna hitam pekat, mengangkatnya ke depan wajahnya lalu tersenyum sebelum menoleh menatap asistennya.

"Menurutmu kenapa aku lebih memilih memberikan obat perangsang pada wanita itu daripada langsung meminumkan racun ini pada adikku?"

Yang ditanya hanya diam mencoba memikirkan jawaban apa yang akan dia sampaikan.

"Saya tidak bisa memikirkan alasannya, Tuan."

"Karena dihancurkan oleh orang yang kau cintai lebih menyakitkan dibanding mati ditangan orang yang membencimu."

Tangannya perlahan memasukkan kembali klip berisi obat itu ke dalam saku jasnya, matanya menerawang ke dalam indahnya malam tersenyum sebelum kembali berbicara.

"Racun ini akan langsung membunuhnya, sekali minum apa yang menjadi penunjang kehidupannya itu akan rusak dan dia akan langsung mati. Lucu bukan, racun ini adalah obat perusak rahim yang bisa meluruhkan organ sekecil itu menjadi debu, tapi anehnya bagi adikku rahimnya memiliki peran lebih penting dari jantung yang memberinya napas setiap detik."

"Alasan kenapa pak tua itu tak bisa membebaskannya adalah karena jika rahim itu tiada anak kesayangannya itu akan langsung mati."

"Lucu bukan, sekuat apapun pak tua itu berusaha tidak ada jalan keluar dan apa yang mereka katakan sebagai keajaiban itu tidak lain hanya sebuah bom yang meledak kapan saja jika terjadi kerusakan. Liam, bukankah ini sangat lucu? Aku tak bisa menahan air mataku karena kelucuan ini saat pertama kali mengetahuinya sebelas tahun lalu."

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now