Chapter 8

483 53 4
                                    


"Zhanzhan." Panggilan itu sontak membuat mereka menoleh ke asal suara, Xiao Zhan kaget melihat siapa yang ada di depannya saat ini.

"XuanLu?" Xiao Zhan hanya menyahut dengan singkat, jujur ia rindu dengan sahabatnya namun entah memikirkan sepuluh tahun yang lalu membuat Xiao Zhan merasa kesal.

"Duduk dulu, XuanLu." Haikuan mempersilahkan Xuan Lu untuk duduk, beruntung mereka memilih Long table.

"Kamu kemana aja selama ini? Aku merindukanmu, aku mencarimu kemana-mana, aku minta maaf soal waktu itu." Xuan Lu berkata dengan wajah memelas, dapat Xiao Zhan  lihat Xuan Lu memang tulus mengatakan itu.

"Aku...."

Drt.. Drt... Drt...

Belum selesai Xiao Zhan berbicara, teleponnya kembali berbunyi. Zhiyan kembali menelepon.

"Sebentar, maaf. Aku angkat telepon dulu."

["Hallo, iya ada apa sayang?"]

["YiHan jatuh dari tangga? Terus sekarang keadaannya gimana?"]

["Yasudah, kalian tunggu dulu disana sama bibi ya, Papa pulang. Zhiyan jaga adik-adikmu."]

Xiao Zhan panik, sejenak ia tak memperdulikan tatapan tanya dari tujuh orang di sekitarnya. Fanxing merasa khawatir dengan pembicaraan Xiao Zhan dengan adiknya.

"Fanxing, kita harus pulang. YiHan jatuh dari tangga, kita harus ke rumah sakit sekarang,"

Xiao Zhan panik, Fanxing terkejut dan ia merasa khawatir.

"Ge, kami pamit pulang dulu. Aku harus melihat adikku. Maaf kami permisi dulu," pamit Fanxing, ia tau Xiao Zhan tak akan bisa membuat alasan, jadi dirinya menggantikan memberi alasan.

"Xuan Lu, aku pamit. Untuk pertanyaanmu akan aku jawab kalau kita bertemu lagi, maaf aku benar-benar harus pergi."

"Baiklah, hati-hati. Semoga adikmu baik-baik saja, Fanxing." Ucapan Wang Yibo diangguki teman-temannya.

"Terima kasih, Ge."

Xiao Zhan dan Fanxing sudah pergi, kini hanya ada Wang Yibo dan tiga temannya sedangkan Xuan Lu sudah pergi.

"Adiknya Fanxing yang jatuh dari tangga tapi kok nelponnya ke Xiao Zhan? Bukannya lebih praktis nelepon Fanxing langsung?" Monolog Yuchen, hal itu membuat teman-temannya memikirkan hal yang sama.

"Xiao Zhan juga keliatan khawatir banget, kalau Fanxing sih wajar karena itu adeknya," sahut Dylan.

"Setauku Fanxing anak tunggal, dan yang aku tahu orang tuanya sudah meninggal sepuluh tahun lalu, jadi sejak kapan dia punya adik?" Pemikiran Wang Yibo kini entah kemana, ia sendiri bingung.

"Papa, apa aku tidak salah dengar Xiao Zhan menyebut dirinya sendiri papa?" batin Haikuan, sepertinya dirinya fokus pada hal ganjal yang diucapkan Xiao Zhan, mencoba memikirkan kemungkinan lain yang ada. Namun dia tak ingin mengajak teman-temannya untuk berdiskusi. Biarlah dia memikirkan hal ini dulu, jika sudah ada titik terang dia akan mengatakannya pada mereka.



*****


"Papa, maafin Yunxi. Tadi Yunxi dan Yihan berebut mainan, Yihan tak sengaja tersenggol dan jatuh,"

Xiao Zhan baru saja masuk dalam ruang rawat YiHan, ia disambut dengan tangis penyesalan putranya. Xiao Zhan melihat YiHan masih tertidur, entah sudah sadar atau belum ia tak tau. ZhiYan tadi hanya bilang bahwa YiHan baik-baik saja.

Xiao Zhan merasa nyeri melihat anaknya tertidur di bangsal rumah sakit, Xiao Zhan tak bisa membayangkan bagaimana rasa sakit yang anaknya rasakan.

YunXi masih memeluk Xiao Zhan, tangisannya masih terdengar. Bocah sembilan tahun itu menangis sesegukan. Merasa menyesal menyebabkan saudaranya sakit seperti ini.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang