Chapter 9

430 50 1
                                    

Beberapa hari berlalu, keadaan YiHan sudah berangsur baik mereka pun sudah bersiap untuk bersekolah. YiHan terlihat bersemangat meski perban ditangannya belum hilang, sebenarnya Xiao Zhan ingin YiHan beristirahat terlebih dahulu, namun anak itu menolak. Dengan kekhawatiran yang masih ada, Xiao Zhan terpaksa mengizinkan.

"Kalian baik-baik ya di sekolah, Papa tinggal dulu. Nanti Papa jemput, ZhiYan kamu awasi adik-adikmu dan jaga YiHan, ya. Kalian berlima harus bisa saling menjaga dan melindungi, jangan bertengkar dengan murid lain. Bersikap baik dan sopan pada guru dan ajak teman-teman yang lain bermain bersama."

Xiao Zhan menatap anak-anaknya, ia merasa tak sanggup meninggalkan mereka. Anak-anaknya tumbuh dengan cepat, Xiao Zhan merasa waktu berjalan begitu cepat seolah mengambil mereka darinya. Xiao Zhan tak ingin anak-anaknya pergi darinya.

"Papa jangan khawatir, ZhiYan akan melindungi adik-adik."

"YiXian juga."

"YunXi juga."

"FeiFei juga."

"YiHan juga."

Kelima anak kecil itu berkata dengan penuh semangat, menghilangkan kekhawatiran ayahnya yang terlihat jelas di wajah tampan itu. Xiao Zhan tersenyum melihatnya, ia merasa bahagia. Anak-anaknya tidak pernah rewel berlebihan, mereka selalu mengerti keadaannya.

"Papa sayang kalian."

Xiao Zhan memeluk kelima anaknya, setelah itu ia pergi dari gedung sekolah itu. Rencananya hari ini ia akan ke pusat perbelanjaan untuk membeli perlengkapan restorannya nanti. Xiao Zhan sebenarnya ingin membuka butik dibanding restoran, Xiao Zhan seorang designer meski hanya freelance. Bakat ibunya menurun padanya, Xiao Zhan sudah menciptakan banyak design bagus sejak tujuh tahun bekerja sebagai freelancer di beberapa tempat di London. Xiao Zhan sendiri kuliah design, namun dirinya entah mengapa lebih memilih membuka restoran daripada butik. Mungkin lain waktu di masa depan ketika semuanya sudah baik-baik saja ia akan memikirkannya.

Selain berbakat dalam menggambar Xiao Zhan pandai memasak, bahkan dulu sepuluh tahun yang lalu ia hampir setiap hari memberikan bekal pada Wang Yibo, walau selalu berakhir di tempat sampah atau berakhir pada Dylan. Xiao Zhan tak marah masakannya ditolak atau dimakan orang lain, setidaknya dia bisa memberikan makanan itu dan orang itu mau menerimanya.

Xiao Zhan berencana membuka restoran dalam waktu dekat ini, Fanxing mendapat bagian untuk mencari tempat.

"Apa aku sekalian beli perlengkapan untuk restoran, ya? Tapi apa nggak terlalu cepet? Fanxing belum menemukan tempatnya, dia bilang ada tempat yang cocok dan dia masih berdiskusi dengan pemiliknya. Hmm... Beli nanti aja deh, kalau beli sekarang pun mau taruh dimana?"

Xiao Zhan merasa bimbang, akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Setelah cukup membeli sketchbook dan beberapa pensil yang untuk design yang akan dia gambar saat waktu luang. Xiao Zhan masih sering menggambar di tengah waktu luangnya, dia sangat menyukai menggambar.

Di depan pintu Mall Xiao Zhan kembali bertemu dengan Xuan Lu, perempuan itu meminta untuk berbicara berdua dengannya. Pada awalnya Xiao Zhan ingin menolak, namun saat melihat tatapan Xuan Lu Xiao Zhan pun menyetujui. Bagaimana pun Xuan Lu adalah sahabatnya semasa sekolah dulu, walau hanya beberapa waktu.

Saat ini mereka berdua tengah duduk di salah satu restoran dalam pusat perbelanjaan itu, situasi cukup sunyi. Xuan Lu belum mengucapkan apa-apa dan Xiao Zhan tak ingin mengucapkan apapun. Mereka berdua diam, tanpa ada yang mau untuk memulai.

"Xuan Lu, apa yang ingin kamu bicarakan padaku?" Xiao Zhan akhirnya mau tak mau membuka pembicaraan setelah sepuluh menit perempuan di depannya ini diam saja.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang