Chapter 22

394 49 4
                                    

Sepasang suami istri itu melihat amplop yang terletak di depan mereka, beberapa waktu lalu penjaga rumahnya mengatakan ada seseorang yang mengirimkan amplop yang ditujukan kepada pemilik rumah. Entah apa isinya tapi kedua orang itu seperti menaruh harapan lain yang tidak mungkin.

"Apa mungkin?"

"Tidak mungkin, bukankah kita sudah memutuskan hubungan dengannya, tidak mungkin itu dia."

Tak memperdulikan ucapan suaminya, wanita itu membuka amplop yang sedari tadi mereka tatap dengan penuh harapan, namun senyumannya hilang seketika ketika wanita itu membaca isinya.

Apa yang kalian harapkan dari isi surat tanpa nama ini? Anak kalian yang sudah kalian usir sepuluh tahun lalu? Jangan berharap lebih akan hal itu.

Senyuman itu hilang, suaminya terdengar menghela napas tak munafik laki-laki itu tadi juga mengharapkan hal yang sama. Mereka berdua lanjut membaca isi surat itu dan menemukan sesuatu yang sungguh diluar dugaannya.

Aku sebenarnya kasian melihat kalian seperti mayat hidup seolah menyesali kepergian anak yang jelas-jelas kalian buang itu, berterima kasihlah padaku karena aku berbaik hati memberi info tentang keberadaan anak kalian saat ini.

Datanglah ke .........

Anak kalian sudah kembali sejak satu bulan lalu dan saat ini dia sedang mempersiapkan pembukaan restoran miliknya, datanglah kesana jika kalian bersungguh-sungguh tentang penyesalan kalian.

Tapi, aku ingatkan satu hal. Jangan berharap banyak anakmu akan menerima kedatangan kalian, aku ingatkan jangan membuat kerusuhan disana. Datanglah setelah acaranya selesai, jangan buat anakmu merasa terluka di hari istimewanya. Itu pun jika kalian benar-benar menyesali perbuatan kalian sendiri.

Satu lagi, jangan pernah bilang padanya jika aku yang memberitahu tentang lokasinya pada kalian.

Ah, aku lupa. Aku berbaik hati memberitahu pada kalian bukan berarti aku melupakan semuanya, aku hanya merasa tidak seru menghancurkan kalian dengan cara seperti ini. Setidaknya aku cukup berbaik hati bukan memberi tahu kalian tentang anak kesayangan yang terbuang itu?

W.X

Sepasang suami istri itu menatap satu sama lain, tak perlu berpikir lebih jauh mereka tau siapa yang mengirimkan surat ini padanya. Dengan perasaan ragu namun demi menemui putranya yang sudah lama pergi, mereka berdua akhirnya mencoba mengikuti apa yang dikatakan orang itu. Semoga ini adalah yang terbaik, pasangan itu bahkan mempersiapkan diri jika anaknya menolak mereka.

"Baru kemarin bibi meminta kita bertanya padanya dan sekarang dia mengirim surat seperti ini?"

Suaminya hanya bisa menatap dengan pandangan yang mengatakan 'aku juga tidak tahu'. Sore itu sepasang suami istri itu dilanda kebingungan di tengah kebahagiaan yang datang secara tiba-tiba.

****

"Aku datang hanya untuk menyapa, Fanxing mengundangku."

Xiao Zhan masih terpaku di tempatnya, kedatangan Wang Yibo di tempatnya adalah hal yang tidak dia duga. Xiao Zhan memang mengatakan pada Fanxing untuk mengundangnya, tapi dia tidak pernah berfikir bahwa laki-laki itu akan datang. Xiao Zhan tidak pernah membayangkan bahwa Wang Yibo akan sukarela datang ke acaranya, walau orang lain yang mengundang.

"Papa ingin mengundang Wang Yibo? Yang benar saja. Bukankah Papa sendiri yang bilang untuk tidak mempertemukan dia dengan adik-adik secepat ini? Papa, mereka ada disana pada hari itu." Fanxing langsung protes saat Xiao Zhan memintanya untuk mengundang Wang Yibo pada acara pembukaan restoran miliknya. Tidak, bukan karena Wang Yibo adalah orang yang dia suka, demi apapun bukan itu. Xiao Zhan hanya merasa laki-laki itu dekat dengan anaknya jadi apa salahnya jika dia berbasa-basi mengundangnya?

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now