Chapter 28

433 43 21
                                    

"Tuan tampaknya hari ini berada dalam kondisi yang baik, apa terjadi hal yang menyenangkan?"

Terlihat sosok laki-laki tiga puluhan tahun memasuki ruangan yang cukup mewah, di dalam ruangan itu terlihat sosok lain yang sedikit lebih muda dibandingkan dengannya, sosok itu terlihat tersenyum memandangi kotak kecil di depannya.

"Liam, apa yang kau butuhkan denganku?"

Perubahan ekspresi itu terlihat jelas, laki-laki tiga puluhan tahun itu langsung mengerti dan mengabaikan pertanyaan yang belum sempat dijawab beberapa waktu lalu.

"Ada pengantar paket mengirimkan ini, menurutnya ini ditujukan untuk Tuan." Liam meletakkan kotak kecil yang terlihat biasa saja itu, sementara sosok di depannya menampilkan senyuman yang tak disangka bahkan oleh Liam sekalipun.

Terjadi keheningan beberapa saat, baik Liam ataupun laki-laki di depannya tak mengatakan apapun, tak berapa lama kemudian sosok itu tertawa, mungkin sedari tadi dirinya sedang menikmati simulasi atas entah apapun rencana yang dia pikirkan. Liam sebenarnya penasaran atas apapun yang ada dipikiran Tuannya, tapi dia tidak akan banyak bertanya jika tidak diberitahu.

"Aku tidak menduga kegagalan waktu itu bisa membuatku mendapatkan tiga mangsa sekaligus saat ini, bukankah menarik jika mereka semua berkumpul menjadi satu lalu hancur bersama. Liam, apa menurutmu ini hal yang menyenangkan?"

Liam  mengangguk mengiyakan, dirinya hanyalah orang yang ditugaskan untuk menemani dan mengawasi Tuannya, dia tidak diperbolehkan untuk ikut campur meski atasannya ini merencanakan tindakan kriminal sekalipun.

"Dulu aku pikir membunuh bayi kesayangan mereka cukup untuk menghancurkannya, tapi setelah rencanaku gagal karena orang itu siapa sangka saat ini mereka malah berkumpul di tempat yang sama, dan apa kau tau ternyata orang itu sampai saat ini tidak mengetahui apa-apa, bukankah ini lucu?"

Liam hanya memperhatikan, entah apapun yang dikatakan Tuannya dia hanya akan selalu memperhatikan dan mengiyakan jika diminta sebuah pendapat.

"Aku berhasil mendapatkan obat yang sama seperti waktu itu, dulu aku gagal menggunakan ini karena bedebah sialan itu, tapi ....."

Mata jernih itu melirik ke arah asistennya, sungguh sesuatu yang sangat tidak cocok, wajah itu, mata itu, dengan kekejaman yang diperlihatkan sama sekali bukan kombinasi yang pas.

****

Terjadi keheningan beberapa saat di ruang keluarga yang luas ini, empat orang yang berkumpul disana nampaknya memilih untuk berperang dengan pemikirannya masing-masing. Entah sampai kapan keheningan ini akan berlangsung, tak ada yang mengetahuinya.

Lima menit.

Sepuluh menit.

Lima belas menit.

Dua puluh menit berlalu, namun mereka masih mempertahankan keheningan yang menyiksa ini.

"Jika tidak ada yang ingin dibicarakan bisakah kami pergi?"

Salah satu dari mereka akhirnya membuka mulut membuat dua orang lainnya terlihat gelisah mendengarnya.

"Jika kalian masih ingin membahas untuk memaksa saya kembali kesini, saya rasa jawaban saya tidak akan berubah untuk saat ini."

"Tidak, ada hal lain yang ingin Papa jelaskan padamu, keputusan apapun yang akan kamu ambil setelah mendengar ini kami tidak akan mempermasalahkannya."

Hening, tak ada yang membuka suara meski hanya untuk sekedar menyanggah.

"Xiao Zhan, pertama Papa ingin meminta maaf atas ucapan dan tindakan yang kami lakukan padamu selama ini, kami tau kata maaf saja tidak akan menyembuhkan semua luka yang kamu terima selama ini. Kami hanya berharap kamu mau memberikan kesempatan kedua pada kami untuk menebus semua kesalahan kami, kami, aku dan ibumu tidak ingin melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya dengan mengabaikanmu.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now