Chapter 62

259 21 1
                                    

"Suatu ketika Wang Yibo yang memiliki kekosongan dalam dirinya bertemu dengan seseorang yang dalam sekali jumpa mampu mengisi kekosongan hatinya, suatu ketika juga Xiao Zhan dengan segala kepedihan hidupnya bertemu dengan Wang Yibo yang secerah mentari bersinar cerah di hadapannya. Suatu ketika juga pertemuan demi pertemuan antara banyak orang ini menghasilkan ledakan peristiwa yang tak mampu di prediksi oleh siapapun. Hanya saja, di ujung sana diam-diam ada seseorang yang terlihat tertawa setiap kali peristiwa demi peristiwa itu datang menghadang. Sosok di balik bayangan itu terlihat menikmati apa yang ada di depannya."

Haruka Aizawa to this Story.


'''''''





"Tuan, kita sudah sampai."

Sosok laki-laki yang dipanggil pun menghentikan aktifitasnya yang sebelumnya dengan serius memeriksa pekerjaannya, tersenyum sebentar sebelum bersiap untuk keluar dari mobil yang dia pakai.

"Kau ikutlah denganku," ucapnya dengan nada santai yang dibuat-buat.

"Tapi, Tuan. Saya bukan bagian dari acara bukan? Bagaimana mungkin saya ... ."

Laki-laki itu terlihat tak nyaman mendengar ucapan asistennya, tidak bisakah diam dan menurut tanpa banyak pertanyaan.

"Baiklah, saya akan menemani Tuan."

Melihat ekspresi Tuannya dia tidak punya pilihan lain selain menurut, setelah memastikan tidak meninggalkan apapun mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan area parkiran, berjalan memasuki tempat acara.

"Pastikan kau harus mengingat dengan jelas ekspresi orang-orang itu, itu akan cukup menarik untuk dijadikan hiburan,"

Dia masih mendengar ucapan Tuannya yang saat ini berjalan di sisi kanannya, padahal jarak yang mereka tempuh tidak jauh tapi mengapa terasa sangat lambat?

Laki-laki itu berjalan dengan sangat santai, membelah lautan manusia yang mulai berkumpul menjadi satu, melihat di ujung sana seseorang yang sangat dia ingin temui. Adik kesayangannya yang kini terlihat ceria bersama orang-orang yang cukup akrab dalam ingatannya.

"Mari bersikap seperti kakak yang menyayangi adiknya."

Mempersiapkan emosi yang meyakinkan, dia berjalan tepat ke samping orang yang dimaksud, mengeluarkan senyuman dan sapaan yang mampu membuat beberapa orang mengentikan pembicaraannya, terfokus padanya yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.

Ah, dia suka pemandangan ini.

Apalagi, lihatlah di ujung sana.

Wajah yang selalu menatap dingin padanya.

Padahal, orang itu tidak ada urusannya dengan dia.

Hanya orang yang terlalu suka ikut campur.

Dan lihatlah, dia melihat tatapan terkejut namun penuh kebahagiaan dari adiknya yang manis ini.

Sungguh menyenangkan.

Sangat menyenangkan.

Ah, dia tidak bisa menggambarkan eskpresi ini dengan kata-kata.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now