Chapter 39 🟦

247 27 5
                                    

Senin pagi yang biasanya Xiao Zhan sambut dengan suka cita saat ini membuat remaja lima belas tahun itu menatap malas pada jam beker yang berbunyi sedari tadi, dirinya benar-benar tidak ingin bangun ataupun pergi ke sekolah saat ini.

Jika ini Xiao Zhan yang biasanya, dia pasti akan langsung meloncat dari kasurnya lalu pergi ke dapur dan memasak untuk siapa lagi kalau bukan Wang Yibo, Xiao Zhan dan kebucinannya yang sudah ditahap akhir akan selalu melakukan itu setiap hari setiap jam enam pagi.

Apa yang Xiao Zhan sesali pada dirinya sendiri adalah fakta bahwa dirinya sampai detik ini tidak bisa bahkan untuk sedetikpun membenci Wang Yibo, remaja itu sampai saat ini masih memiliki perasaan bernama cinta untuk laki-laki yang menghancurkannya satu Minggu penuh.

Kemarin saat dia pulang ke rumah dirinya baru mengetahui bahwa dia menghilang selama tujuh hari penuh, selain fakta menghilang selama satu Minggu Xiao Zhan baru saja mengetahui entah dengan kebohongan apa yang Wang Yibo katakan sehingga Jiayi menanyainya hal aneh yang sialnya tak bisa dia jawab sama sekali.

Kemarin saat dirinya pulang dia sempat kebingungan mencari alasan jika orang tuanya atau Jiayi menanyakan kepergiannya selama ini, namun ternyata apa yang dia dapatkan adalah pertanyaan aneh yang tidak bisa dia jawab. Sungguh, entah dirinya harus merasa senang atau kesal saat mengetahui hal ini.

Kembali pada saat ini, jika tidak mengingat ucapan Wang Yibo kemarin sumpah demi apapun Xiao Zhan lebih memilih untuk rebahan di rumah seharian daripada harus kembali ke sekolah yang akan mempertemukannya dengan laki-laki itu. Berjalan dengan malas, Xiao Zhan pergi ke arah dapur. Sesampainya disana dia hanya diam untuk beberapa saat, otaknya memikirkan mengapa dia perlu melakukan ini?

Suara langkah kaki terdengar semakin mendekat, Xiao Zhan menoleh dan dilihatnya Jiayi mendatanginya. Dirinya tersenyum menatap mata wanita empat puluhan tahun itu.

"Bibi, aku tidak ingin makan tapi aku harus makan untuk bertahan hidup bukan? Tapi bibi, aku benar-benar tidak ingin makan, jadi apa yang harus aku lakukan?" Senyuman itu terlihat manis namun kosong di dalamnya, Xiao Zhan hanya bisa melihat Jiayi tersenyum padanya lalu mengelus rambutnya perlahan.

"Jika Tuan Muda tidak ingin makan maka lakukan, bukan berarti bibi meminta Tuan Muda untuk tidak makan selamanya, hanya saja lakukan untuk satu kali. Setelah Tuan Muda menemukan alasan untuk makan kembali maka makanlah, seperti yang Tuan Muda katakan tadi. Manusia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup dan itu adalah hal mutlak yang tidak bisa ditawar."

Sentuhan lembut itu menenangkannya, Xiao Zhan tersenyum lalu kemudian melanjutkan aksi masaknya yang tertunda, namun kali ini dia tidak sendirian ada Jiayi yang membantunya.

Xiao Zhan benar-benar tidak ingin melakukan hal yang biasa dia lakukan untuk Wang Yibo, perasaan dan hatinya merasa bahwa apa yang dia lakukan adalah salah, dia tidak diwajibkan lagi untuk terus mengejar manusia yang sudah menghancurkannya secara terang-terangan. Xiao Zhan tau tapi Xiao Zhan tidak memiliki pilihan, seperti katanya tadi. Manusia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup dan Xiao Zhan harus bersikap biasa saja dan melupakan kejadian kemarin demi bisa hidup damai di sekolahnya.

Meski, sejujurnya Xiao Zhan sangat tidak menginginkan melakukan semua apa yang harus dia lakukan.

Perasaannya pada Wang Yibo memang masih ada bahkan sampai saat ini, tapi melakukan hal bodoh seperti mengejar laki-laki itu setelah dihancurkan berkali-kali bahkan untuk Xiao Zhan yang bucin akut ini saja enggan untuk melakukannya. Ya, setidaknya dia melakukan ini untuk bertahan hidup. Itu saja.

Berjalan dengan paper bag di tangannya dan senyuman manis yang selalu menghiasi bibirnya adalah hal wajib yang selalu Xiao Zhan lakukan setiap pagi, kemudian menunggu Wang Yibo di depan loker dan memberikan makanan yang sudah pasti akan berakhir di tangan teman-temannya.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon