Chapter 75

280 35 39
                                    

"Aku ingin menggapaimu, sungguh."

°°°°°





"Jadi bagaimana keadaan anak saya, dok?"

Pria berjas putih khas dokter itu tersenyum singkat, sebelum mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Kondisi putra bapak sudah stabil, hanya saja saat ini kondisi emosionalnya masih jauh dari kata normal. Terkadang pasien akan dalam kondisi tenang seolah tidak ada apa-apa tapi dalam waktu yang lain tingkat emosional pasien akan meningkat drastis bahkan sampai melukai diri sendiri, di lain waktu juga pasien akan bertindak seperti seorang yang sedang melamun dengan tatapan kosong. Saya khawatir jika ini terus berlanjut akan berdampak buruk pada kesehatan mentalnya di masa depan nanti."

Dokter itu menyerahkan beberapa lembar hasil tes atas nama Xiao Zhan, Xiao Yan yang saat ini membaca hasil tes itu menghela napas lelah. Memikirkan kondisi anaknya membuat pria akhir empat puluhan itu merasa frustasi.

"Apa tidak ada jalan lain agar kondisi anak saya membaik?"

"Untuk saat ini sebaiknya pasien melakukan terapi psikologis terlebih dahulu, jangan dekatkan pasien terhadap sumber trauma yang dia hadapi saat ini. Untuk tiga bulan kedepan jika kondisi pasien tidak kunjung membaik maka kita akan melakukan hipnoterapi. Saya harap pasien tidak sampai harus melakukan ini."

Xiao Yan meletakkan lembaran tes hasil kesehatan anaknya di meja depannya, dirinya menuntut penjelasan kembali atas apa yang tidak dia mengerti.

"Hipnoterapi sebenarnya tidak berbahaya, juga merupakan jalan alternatif untuk penyembuhan depresi pasca trauma. Tapi mari kita mencoba dengan pengobatan terlebih dahulu, selama keinginan pasien untuk sembuh sepenuhnya masih kuat.

"Untuk satu Minggu ini kami akan melakukan observasi pada pasien, setelahnya pasien bisa dibawa pulang dan melakukan perawatan mandiri. Bapak sekeluarga berdosa saja semoga hasilnya positif dan pasien bisa segera sembuh total."

*****

Xiao Yan masuk ke ruang rawat anaknya, dia melihat Xiao Zhan duduk di depan jendela kamar. Perlahan menoleh ke arahnya lalu tersenyum seperti biasanya, seolah tak ada beban yang pemuda dua puluh lima tahun itu rasakan.

Pria akhir empat puluhan itu berjalan mendekati Xiao Zhan yang masih duduk di tempatnya, mengambil kursi lain yang ada di ruangan itu duduk di depan pemuda yang masih menggunakan pakaian rumah sakit ini.

"Kapan mereka akan mengizinkan aku pulang?"

Xiao Yan terdiam mendengar pertanyaan anaknya, dia juga ingin membawa anaknya pulang. Xiao Yan merasa sakit melihat anak semata wayangnya ini terlihat lemah seperti ini. Berapa banyak penderitaan yang anaknya sembunyikan selama ini, kenapa dia tidak mengetahuinya. Ah, sepertinya bukan karena dia tidak mengetahuinya, ini karena sejak dua puluh tahun yang lalu dia menjadi orang tua yang tidak peduli pada anaknya. Xiao Yan menyesali apapun keputusan yang dia paksakan puluhan tahun lalu.

"Apa penyakitku bertambah parah? Apa aku akan menjadi gila?"

Perlahan tangan pria akhir empat puluhan itu mengelus pelan wajah pucat sosok di depannya, pikirannya saat ini dipenuhi penyesalan yang menggunung.

"Kamu akan baik-baik saja, Minggu depan kita akan pulang."

Xiao Yan merasa sedih kembali saat melihat tatapan mata anaknya kembali terasa kosong padahal beberapa detik yang lalu mata itu masih menatap penuh harapan padanya, jemarinya perlahan mengelus pelan pipi pucat itu namun apa yang dia dapatkan malah respon lain yang tak disangka. Tubuh di depannya gemetar tanpa alasan, perlahan Xiao Yan menurunkan tangannya lalu menepuk pelan pundak anaknya. Mencoba menyadarkan atas apapun yang anaknya pikirkan.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang