Chapter 6

494 54 2
                                    

Di dalam ruangan yang tak terlalu luas, suasana nampak sedikit menegangkan. Xiao Zhan saat ini duduk berhadapan dengan Fanxing anaknya, dirinya tiba-tiba didudukkan di depan anak pertamanya, ditatap dengan tatapan yang sedikit ingin ia hindari. Xiao Zhan tau apa yang akan Fanxing katakan atau apa yang akan remaja delapan belas tahun itu tanyakan. Beruntung saat ini hanya ada mereka berdua, si kembar sudah tidur di kamar mereka.

"Papa, apa pria itu Wang Yibo?"

Fanxing sudah tak tahan untuk mempertanyakan hal itu, dua jam menahan diri untuk mempertanyakan hal yang sangat menyakitkan baginya, Fanxing tidak mengerti mengapa dia berharap bahwa Xiao Zhan akan berkata tidak untuk pertanyaannya. Rasa penasarannya, amarahnya, emosi lainnya bertumpuk menjadi satu. Apa yang dia lihat selama di restoran itu membuat semua pertanyaan-pertanyaan itu bersarang dengan tak tau diri di kepalanya. Sikap Xiao Zhan dan sikap Wang Yibo, Fanxing yakin 10.000% kalau itu bukanlah sikap normal kakak adik kelas yang baru bertemu, dia yakin dua orang itu lebih dari sekedar kakak dan adik kelas.

Xiao Zhan ingin menjawab tidak, bukan dan lainnya yang bermakna sama. Melihat bagaimana Wang Yibo menyalahpahami dia membuat Xiao Zhan merasa sakit dan tak ingin siapapun mengetahui hubungan yang tak pernah ada antara dia dan Wang Yibo sepuluh tahun yang lalu. Hubungan itu tak pernah ada, Xiao Zhan dan Wang Yibo tak pernah menjadi satu, hanya malam itu mereka menyatu tapi Xiao Zhan mengalami sakit yang luar biasa, sakitnya penolakan untuk kesekian kalinya.

Ditatapnya mata bening di depannya, Xiao Zhan mengerti Fanxing sangat menyayangi dirinya. Bagaimana jika anaknya nekat mencari tahu sendiri dan itu malah akan memperburuk keadaan? Xiao Zhan sudah membulatkan tekad untuk tidak ingin mengganggu kehidupan Wang Yibo lagi.

"Jika Papa ingin berkata tidak hanya karena Papa takut mengganggu kehidupannya, sungguh aku akan mencari tahu kebenarannya sendiri. Jangan salahkan aku jika dia akan tau tentang adik-adik."

Tak mendapat jawaban yang diinginkan namun Fanxing sedikit banyaknya mengerti apa arti tatapan Xiao Zhan di depannya ini. Jawabannya hanya satu, iya, laki-laki bajingan yang sudah menorehkan luka pada Xiao Zhan adalah Wang Yibo, orang yang ia anggap kakak selama satu tahun ini.

"Jangan beritahu dia." Xiao Zhan menatap mata anaknya yang kini menggelap, penuh kemarahan. Mata jernih itu kini tak memancarkan sinar seperti yang ia lihat biasanya, semuanya hilang tergantikan oleh tatapan emosional yang membara.

"Papa tidak mau merasakan luka itu kembali, cukup satu kali. Papa tidak ingin dia membuka luka lama itu untuk kedua kalinya, Papa tak mau menghadapi masa menyakitkan itu kembali." Xiao Zhan menarik tangan Fanxing, diletakkan tangan itu di paha kirinya bertumpuk menjadi satu dengan tangannya yang lain. Xiao Zhan tersenyum menatap mata anaknya.

"Jadi benar pria itu Wang Yibo?"

Fanxing tau apa jawabannya, dia hanya ingin memastikan kalimat itu keluar dari mulut Xiao Zhan sendiri. Ia perlu itu untuk menghajar bajingan gila itu.

Xiao Zhan mengangguk tanpa jawaban iya atau tidak yang Fanxing inginkan, tapi itu cukup dia sudah tau dengan pasti pemikirannya beberapa menit yang lalu adalah benar. Wang Yibo sialan itu ayah dari adik-adiknya, laki-laki brengsek yang membuat Xiao Zhan menangisinya selama sembilan tahun belakangan, mungkin sepuluh tahun karena Fanxing yakin bahwa selama dia di China Xiao Zhan masih menangisi pria itu.

Remaja delapan belas tahun itu merasa bodoh dengan dirinya sendiri, satu tahun dirinya malah berteman dengan Wang Yibo, memainkan peran sebagai adik yang baik dan memberikan peran sebagai kakak palsu pada pria itu. Tapi ternyata, kakak palsunya itu adalah laki-laki yang paling ingin ia hajar sejak dirinya kembali ke China.

"Aku bahkan berteman baik dengannya, memainkan peran sebagai sahabat dan adik yang baik lalu memberikan dia peran sebagai kakak yang baik untukku. Aku melakukan hal bodoh selama satu tahun ini. Papa, aku berjanji akan kubuat dia menyesal pernah menyakitimu," ucap remaja delapan belas tahun itu penuh keyakinan.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang