Chapter 45 🟦

256 32 4
                                    

Xiao Zhan berlari saat memasuki rumahnya, dia bahkan tak memperdulikan orang tuanya yang ada di depan, mengabaikan Jiayi yang menanyakan keadaannya, Xiao Zhan terus berlari dan mengabaikan mereka semua. Saat ini tujuannya adalah kamarnya, setelah sampai remaja lima belas tahun itu langsung menghempaskan diri ke atas ranjang putih yang selama ini selalu menjadi tempatnya menangis hampir setiap malam, kali ini dirinya kembali menangisi kehidupannya lagi.

Tangannya meremat kertas hasil pemeriksaan yang sudah tak berbentuk itu, seberapa keras pun dia menolak hasil akhirnya tak pernah berubah. Menangis pun sebenarnya percuma, tulisan tercetak tebal itu tak akan pernah berganti menjadi negative, tidak akan pernah.

Memandangi langit-langit kamarnya, tangannya meraba perutnya yang datar, pikirannya melayang membayangkan masa depan yang mungkin tak pernah ada untuknya. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Berlari memberitahu Wang Yibo? Itu tidak mungkin seberapapun dirinya ingin melakukannya.

Dirinya juga tidak mungkin merelakannya, meski tak pernah menginginkannya Xiao Zhan tak setega itu untuk membunuh anaknya sendiri, mereka tak bersalah dirinyalah yang berdosa karena membawa kehadiran mereka. Air matanya tak berhenti, tanpa sadar dia tertidur karena terlalu lelah menangis.

"Apa yang harus aku lakukan saat ini?"

****

Keesokan harinya masihlah sama, Xiao Zhan tak memiliki niat untuk pergi ke sekolah, dirinya ingin mendekam diri di kamarnya seharian, namun setelah memikirkan semuanya akhirnya dengan berat hati dia bangun dari tidurnya lalu bersiap untuk sekolah.

Hari ini untuk pertama kalinya selama lima bulan Xiao Zhan bersikap jauh seperti sebelumnya, lebih pendiam bahkan dari yang dulu sekalipun, Jiayi yang melihatnya menjadi khawatir.

Xiao Zhan berjalan dengan tak semangat, dirinya benar-benar tak ingin pergi tapi dia harus pergi. Dirinya ingin bertemu Wang Yibo untuk setidaknya melampiaskan emosinya atau mungkin bagian terburuknya dia akan memberitahu laki-laki itu nantinya.

Netranya menatap sosok Wang Yibo dari kejauhan, sosok itu seperti sedang berbicara dengan sosok lain yang tak bisa dia ketahui siapa, Xiao Zhan tak tau mereka membicarakan apa namun dia berjalan mendekat ke arah mereka, Xiao Zhan mendadak membeku saat mendengar perkataan Wang Yibo pada entah siapapun itu, tanpa sadar Xiao Zhan berlari dari sana, dia tidak tau kemana langkahnya membawanya pergi saat ini yang ada di pikirannya hanyalah pergi sejauh mungkin. Menghilang selamanya jika diperlukan.

"Aku tidak peduli bahkan jika dia mati di depanku sekalipun, apa peduliku tentangnya? Dia hanya benalu yang selalu mengejarku tanpa henti. Lebih baik dia menghilang, aku akan senang jika itu terjadi."

Langkah kakinya yang terasa berat dipaksanya untuk terus berlari, apa yang baru saja dia dengar membuat perasaannya tak karuan, sakit rasanya mendengar ucapan yang diucapkan Wang Yibo entah pada siapa.

Xiao Zhan tau Wang Yibo tak pernah menganggapnya ada, dia tau itu tapi dia masih selalu berharap pada laki-laki itu.

Xiao Zhan tau Wang Yibo selalu membencinya, dia tau itu tapi dia mengabaikannya.

Xiao Zhan tau Wang Yibo hanya memanfaatkan tubuhnya, dia tau itu tapi dia tak memperdulikannya.

Xiao Zhan tau Wang Yibo selamanya tidak akan pernah bisa menerimanya, dia tau itu tapi dia pura-pura tak peduli.

Saat ini, saat dia mendengar bahwa dirinya diharapkan untuk menghilang rasanya semua kesadaran yang selama ini ditutupinya membuncah satu demi satu. Menerobos masuk dalam kepalanya yang selama ini tertutupi atas nama cinta yang tak akan pernah terbalas sampai kapanpun.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Where stories live. Discover now