New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hening....
Setelah memperkenalkan diri, suasana kelas sama sekali tidak berubah. Masih tetap hening, dan tak ada satupun pertanyaan yang keluar dari bibir mereka, Arran menjadi kikuk sendiri. Apalagi tatapan mereka yang mempunyai ekspresi yang berbeda-beda, mulai dari wajah orang-orang yang tak menyukainya, hingga wajah yang nampak biasa saja.
"Tidak ada pertanyaan?" Tanya Bu Hani.
"Nggak bu." Jawab mereka secara serempak.
"Malas nanya sama orang culun," gerutu Glory sembari memainkan ujung rambutnya, meskipun bergumam. Namun, mereka masih dapat mendengar perkataannya.
Bu Hani menggelengkan kepalanya. "Baiklah, Arran. Silahkan duduk disamping Dani," Bu Hani, mempersilahkan Arran untuk duduk di bangkunya, yang letaknya berada dikursi paling belakang.
"Baik Bu."
Arran kemudian berjalan hendak menuju bangkunya, namun baru melewati dua meja dari depan. Tiba-tiba saja kakinya tersandung, tentu saja Arran langsung terjatuh dengan menghantam lantai yang dingin. Ia memejamkan matanya, menahan malu. Untung saja ia reflek menjadikan tangannya sebagai tumpuan agar dadanya tak menyentuh lantai.
Pfttt.....
Mungkin tak ada suara gelak tawa dari mereka. Namun, telinganya dapat mendengar para murid menahan tawa yang mungkin saja akan meledak jika tak ada guru didepan sana. Apalagi dengan posisinya yang hampir menyentuh sepatu hitam bermerek mahal itu.
Arran mendongak, melihat siapa pemilik sepatu itu. Matanya memandangi laki-laki yang tatapannya kedepan. Merasa ada yang menatap dirinya, Cameron lantas melirik kebawah. Benar saja, matanya bertemu dengan tatapan Arran─ laki-laki itu menaikkan sebelah alisnya, lalu kembali menatap kedepan. Tempat duduk Cameron memang berada dibelakang Glory.
"Lo nggak apa-apa?" Suara itu menyadarkan Arran. Ia kemudian beranjak berdiri, lalu tersenyum pada siswi yang duduk disebelah kiri.
"A... aku nggak apa-apa." Jawab Arran, dengan memaksakan senyumnya. Ia memperbaiki kacamatanya yang sedikit miring.
"Arran, kamu nggak apa-apa?" Pertanyaan yang sama itu membuat Arran menoleh kearah Bu Hani.
"Saya baik-baik aja bu," Arran kembali tersenyum tipis, setelahnya ia kembali melangkah menuju kursinya yang berada di meja ke–6 dari depan. Arran meletakkan tasnya di atas meja, lalu menduduki bangku barunya itu.
"Glo, lo sengaja ya?" Tanya sisiwi yang tadi berbicara pada Arran.
"Jangan asal nuduh lo," Glory menoleh kearah siswi itu.
Mata siswi itu memincing, menatap Glory. "Tapi gue liat kaki lo sengaja buat nyenggol kaki si culun." Balas siswi bername tag Gemini Asmaraloka.
Glory berdecak kesal, kenapa sih harus ada orang gila urusan kayak Sea. "Nggak usah nu─"