New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Caramel duduk dikursi yang berada ditaman belakang, gadis itu memegang ponsel lamanya. Ia menatap chatnya pada seseorang, ponsel itu baru hidup sekarang setelah dua bulan dimatikan dan tak pernah dinyalakan.
"Yang." Panggil Cameron, mendengar suara Cameron. Gadis itu lantas menyembunyikan ponselnya itu dibelakangnya, Cameron belum tau soal ponsel lamanya.
"Pizza pesenan kamu," Cameron datang dengan membawa pizza pesanan Caramel. Laki-laki itu duduk berhadapan dengan istrinya, ia meletakkan pizza itu di atas meja. Tak lupa Cameron mengeluarkan minuman yang mereka pesan juga.
Caramel menatap antusias makanan itu, ia mengambil potongan pizza itu dan memakannya. Begitupun dengan Cameron, laki-laki itu juga menyantap pizza itu.
"Kamu nyaman sama rumah ini?" Tanya Cameron, laki-laki itu menatap Caramel yang tengah mengunyah.
"Nyaman-nyaman aja." Jawab gadis itu.
Cameron menganggukkan kepalanya, matanya lalu turun kearah perut Caramel. "Beberapa bulan lagi bakalan keliatan besar, nanti homeschooling aja ya," tutur Cameron.
Caramel yang tengah mengunyah lantas berhenti, ia kemudian mengikuti arah pandang Cameron. Tangan kirinya mengusap perutnya yang rata itu. "Selagi belum keliatan aku bakalan tetap sekolah," jelas gadis itu.
"Maaf," Caramel menatap Cameron yang tengah menunduk, ia tau laki-laki itu masih merasa bersalah. Gadis itu lantas berdiri didepan sang suami.
"Nggak apa-apa, jangan ngerasa bersalah terus." Cameron mendongak menatap Caramel yang tengah tersenyum, ia kemudian melingkarkan tangannya di pinggang ramping gadis itu.
"Aku janji bakalan ngejagain kalian, apapun yang terjadi," Cameron menyandarkan kepala diperut gadis itu. Ia memeluk Caramel, sang istri mengelus rambut halus laki-laki itu.
"Kehidupan aku sekarang nggak ada bedanya, cuma nambah aja. Nambah kamu sama dia, nambah tanggungjawab juga," ungkap Cameron. "Kita masih dibantu orangtua saat ini dan nanti, tapi aku janji setelah lulus aku bakalan kuliah sambil kerja, biar kita nggak kekurangan." Lanjut laki-laki itu. Sejujurnya Cameron punya tabungan, hasil dari menang balapan.
"Aku punya rencana," tutur Caramel. Laki-laki itu menjauhkan wajahnya, ia kembali mendongak menatap gadis itu, Caramel menundukkan pandangannya.
"Gimana kalo kita bangun Cafe aja? Aku ada uang tabungan," usul Caramel.
Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. "Kamu nggak boleh ngeluarin uang sepeserpun, biar aku aja." Tutur Cameron.
Caramel tersenyum lalu mengelus pipi laki-laki itu dengan hangat. "Nggak apa-apa, nanti juga uangnya buat aku semua." Cameron terkekeh sendiri.
Gadis itu lantas melepaskan pelukan Cameron dari pinggangnya, ia duduk disamping laki-laki itu dan menggenggam tangan itu. Cameron hanya menatap diam apa yang dilakukan gadis itu.