ALGORITMA • 44

29.3K 1K 77
                                        

Cameron dan Caesar duduk disofa yang berhadapan dengan kedua orangtuanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cameron dan Caesar duduk disofa yang berhadapan dengan kedua orangtuanya. Raga menatap kedua putranya dengan tatapan tajam, melihat satu-satu wajah mereka yang tidak dikatakan baik-baik saja.

"Nggak ada yang mau kalian jelasin?" Tanya Raga dengan suara yang menuntut.

"Caesar bakalan tanggungjawab soal Caramel pah." Ungkap Caesar, Cameron mengepalkan tangannya lalu menoleh kearah Caesar. Sementara mereka menatap Caesar dengan tatapan bertanya-tanya.

"Apa maksud kamu Caesar?" Tanya omanya, yang tak lain adalah Raisa.

Caesar menoleh pada omanya itu. "Caesar mau nikahin Caramel." Tutur Caesar.

"BERANI LO!"

"Cameron!" Seru mereka, saat Cameron langsung berdiri, dan kedua tangannya memegang kerah seragam adiknya. Caesar ditarik dengan kasar hingga berdiri, mata Cameron menyorot tajam pada Caesar yang sedang tersenyum miring.

Mereka mendekati kedua laki-laki itu, Zora menarik tangan Cameron agar tidak lagi memegang kerah seragam Caesar.

"Kalian ini kenapa sih? Tiba-tiba berantem kayak gini." Ucap Zora, Ia berdiri diantara kedua putranya yang masih saling melempar tatapan permusuhan.

"Kalian ini datang-datang bahas Caramel, mama emang b─"

"Caramel sama Cameron udah nggak ada hubungan apa-apa lagi, mereka mutusin buat gugurin anak itu." Sela Caesar, mau bertanya pada Cameron pun, laki-laki itu tetap akan bungkam seperti sekarang.

"Lo!" Cameron hendak melangkah maju, namun dihentikan oleh tangan mamanya yang menahannya.

"Apa maksud kamu Caesar?" Zora menatap putranya itu dengan kening mengkerut.

Caesar ikut menatap mamanya. "Mereka udah putus ma, abang sama Caramel mutusin buat gugurin anak itu ma." Jelas Caesar, Raisa langsung menutup mulutnya dengan tangannya sedangkan Arana menatap tak percaya pada mereka.

"Caramel yang ingin ini, bukan gue." Tekan Cameron di akhir perkataannyanya. Urat-urat leher laki-laki itu terlihat, menandakan amarahnya semakin naik.

"Dan kamu setuju?" Raga mendekati putranya dengan mata yang berkilat tajam. Cameron terdiam sejenak, sialnya ia harus mengakui itu.

"Ya, Cameron setuju."

Plakk....

"RAGA/KAK!" Seru mereka secara bersamaan, ketika satu tamparan keras melayang diwajah Cameron hingga sudut bibir laki-laki itu terluka. Cameron memejamkan matanya sejenak, dirinya pantas mendapatkan hal ini.

ALGORITMA 3 : GALAKSA ASTEROID ✓Where stories live. Discover now