New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Saga, Raisa, Zora, dan Raga, sama-sama terkejut melihat siapa yang baru saja membuka pintu.
"Tante," perkataan Caramel membuat Zora berbalik menatap gadis itu.
Zora menggelengkan kepalanya, jangan sampai pikirannya membuat wanita itu suudzon kepada Caramel.
"Tante sama keluarga Cameron saling kenal?" Pertanyaan Caramel membuat Zora melotot sempurna, gadis itu dan Bianca?
"Ini mereka?" Tanya tante Caramel yang tak lain adalah Bianca. Bianca wanita yang dulu berbuat nekat untuk mendapatkan Raga, wanita itu menelan salivanya.
Dengan ragu Caramel menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Bianca kembali terdiam. Matanya menatap tajam pada orang-orang yang berada disana, bahkan Zora dan Raga masih terdiam. Mereka begitu syok melihat kehadiran wanita yang bertahun-tahun lalu hampir merenggut semuanya dari keluarga Galaksa.
"Caramel kita pulang," putus Bianca pada akhirnya.
"T... Tapi ta─"
"Caramel dengerin tante, kita p.u.l.a.n.g!" Seru Bianca dengan penekanan di akhir katanya. Saat Caramel ingin melangkah mendekati tantenya, tangan Cameron menghentikan gadis itu.
"Nggak! Saya nggak ngerti kenapa harus pulang, bukannya tante sendiri yang minta bertemu keluarga saya?" Tanya Cameron, sembari menatap Bianca dengan tatapan tak terbaca.
Dengan wajah mengeras Bianca menatap laki-laki. "Yah! Memang, saya yang meminta untuk bertemu dengan cepat. Sebelum saya melihat kalian," balas Bianca. Mereka harus pergi sebelum sesuatu yang tak diinginkan terjadi.
"Tapi kenapa tan? Kan kita mau bicarain masalah abang sama Caramel," sahut Caesar.
Bianca menggelengkan kepalanya. "Saya pastikan ini pertemuan pertama dan terkahir kita," Bianca lantas mendekati Caramel dan menarik tangan gadis itu.
"Lepaskan tangan keponakan saya," titah Bianca pada Cameron.
Cameron yang memang bersifat keras kepala, lantas menggelengkan kepalanya. "Saya nggak akan lepasin Caramel, sebelum saya tau apa yang terjadi," beber Cameron.
"Saya tidak ada urusan dengan kamu, ini keponakan saya sekarang lepaskan," berang Bianca, karena Cameron tak kunjung melepaskan tangan Caramel.
Wanita itu menarik tangan Caramel, hingga tangan gadis itu memerah.
"Ada apa sih tante? Caramel nggak ngerti," Caramel ingin melepaskan diri.
"Kau, saya tidak lupa apa yang kau lakukan kepada anak saya dan menantu saya," suara Raisa membuat Bianca berhenti. Ia menoleh kearah wanita tua itu, dada Bianca naik turun ia merasa khawatir jangan sampai Caramel mengetahui hal itu.
"Kau yang meng─"
"Caramel ayo pulang," Bianca menyela perkataan Raisa, wanita itu menarik tangan Caramel dengan keras, Cameron yang melihat bersikerasnya tante Caramel melepaskan gadis itu darinya membuat Cameron melepaskan pegangannya dari Caramel.