New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Caramel menghempaskan dirinya diatas kasur, gadis itu menghelat nafas kasarnya. Ia izin pulang duluan karena benar-benar tak enak badan, padahal dirinya sudah mengkonsumsi obat asam lambung. Namun, tetap saja ia masih mual dan pusing.
Tokk.... Tokk....
Ceklekk....
Suara ketukan pintu terdengar, Caramel menoleh kearah pintu. Wanita paruh baya yang tak lain adalah tantenya, masuk kedalam kamar dengan membawa makanan diatas nampan.
"Apa tante harus manggil dokter kerumah?" Tanya wanita itu.
Caramel mengubah posisinya menjadi duduk, ia menggelengkan kepalanya. "Nggak usah tan, nanti juga kalo habis minum obat bakalan sembuh."
Wanita itu menghelat nafasnya, ia meletakkan nampan itu diatas nakas. Lalu beralih melihat jam yang melingkar ditangannya. "Tante harus kembali ke kantor, kamu istirahat aja." Tutur wanita itu.
Caramel menganggukkan kepalanya dengan lemas. "Iya tan. Hati-hati." Caramel menatap kepergian tantenya yang hilang dibalik pintu kamarnya, matanya lalu beralih pada nampan berisi makanan itu. Ia tak yakin makanan itu akan sampai ke lambungnya.
Caramel mengambil nampan itu, lalu meletakkannya diatas tempat tidur. Mangkuk berisi bubur itu terlihat tak enak di pandangan Caramel, dengan perlahan ia menyendok bubur itu, kemudian memakannya.
Glekkk....
1 detik....
5 detik....
1 menit....
Ternyata aman untuk dimakan, Caramel menghelat nafas leganya. Karena lapar ia sampai tak sadar menghabiskan bubur itu hingga mangkuk putih itu kosong.
Glekk.... Glekk....
Caramel menyandarkan punggungnya dikepala ranjang, terasa lega karena kenyang. Melihat piring dan gelas telah kosong, ia kemudian beranjak dan berjalan keluar kamar. Kaki mungilnya melangkah menuruni anak tangga menuju dapur.
Mualnya sudah reda, tetapi kepalanya masih terasa pusing walaupun tak sepusing tadi. Ia mencuci piring yang dipakainnya tadi, setelah itu ia kembali ke kamarnya untuk berisitirahat. Caramel duduk menyandar dikepala ranjang, tatapannya lurus kedepan. Ngomong-ngomong soal kalungnya, sepertinya ia harus mengambilnya saat Cameron sedang tidur.
"Apa gue bisa?" Gumamnya. "Gue harus ngambil malam ini juga." Caramel tak bisa lagi menunda-nunda, sebulan memikirkan keberadaan kalungnya ternyata kalung itu dipakai Cameron.
Tetapi kali ini, ia tak akan melibatkan teman-temannya. Gemini akan melarangnya bertindak, jika bukan sekarang kapan lagi, tetapi ia harus memata-matai apartemen Cameron terlebih dahulu. Gadis itu menatap jam dinding kamarnya, sekarang masih terlalu siang untuk memata-matai Cameron. Ia akan bergerak pukul dua belas malam.