ALGORITMA • 34

39.6K 1.2K 96
                                        

"Kalian nyari yang namanya Caramel buat apa?" Tanya Embun, pada North

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"Kalian nyari yang namanya Caramel buat apa?" Tanya Embun, pada North. Mereka tengah duduk di sofa ruang keluarga, gadis itu menyandarkan dirinya pada North sembari memakan kripik.

"Sejak kapan kamu tau Caramel itu, ternyata Arran?"

Uhukkk... Uhukkk....

Embun seketika tersedak, karena makanannya. North dengan sigap mengambilkan jus yang berada di atas meja, ia memberikannya pada Embun.

Glekkk...
Glekkk...

"Ka... Kamu ngomong apa?" Embun memandangi North dengan tatapan polosnya, laki-laki itu merotasikan bola matanya. Apa kekasihnya itu tak tau bahwa ia sudah mengetahui semuanya?

"Nggak usah pura-pura." North menarik hidung Embun, hingga gadis itu mengeluh sakit. "Aku udah tau semua, kalo Arran itu Caramel," Lanjut North.

Mata Embun membola, bagaimana bisa laki-laki disampingnya itu mengetahui hal itu. "Kamu tau dari mana?" Tanyanya.

"Aku nggak sengaja liat kontak Arran di hape kamu, Arran garis miring Caramel." Jawab North, ia beralih menatap televisi yang menampilkan kartun Upin & Ipin.

Embun terdiam sejenak, ia lantas memegang lengan laki-laki itu menatapnya dengan puppy eyes. "Jangan kasih tau Cameron ya... Ya, plisss." Mohon gadis itu.

"Nggak aku kasih tau juga, Cameron udah tau."

"HAH!"

Di lain tempat, Cameron sedang duduk diruang keluarga, suasana rumah itu mendadak tegang. Karena didepannya ada, granpa alias Saga, granma alias Raisa, dan tantenya Arana. Caesar sendiri duduk disamping tantenya, dengan menggendong Alona yang tengah memainkan kalung laki-laki itu.

"Sekarang dia berapa bulan?" Tanya Raisa, wanita itu yang sudah menginjak usia 62 tahun, meskipun sudah dikatakan tak muda lagi. Tetapi, wanita itu masih sangat cantik terlihat.

Cameron menggelengkan kepalanya, ia tak menanyakan hal itu. "Nggak tau grandma." Jawab Cameron dengan nada pelan.

Raga menghelat nafas kasarnya, ia memijat keningnya. Ia pusing atas masalah ini, bukan karena tanggungjawab, tetapi karena keduanya masih bersekolah.

Saga menatap cucunya, pria itu melemparkan tatap tanpa ekspresi, wajah cucunya itu terlihat babak belur. Wajahnya lebam lagi, sesekali Cameron meringis, bagaimana tidak. Wajahnya dua hari yang lalu baru saja sembuh karena anggota Jaegar, dan sekarang wajahnya kembali lebam karena pukulan papanya.

"Tanggungjawab," satu kata itu keluar dari bibir Saga.

Zora menatap mertuanya itu dengan kaget, ia menggelengkan kepalanya. "Pi, tapi... tapi Ca—"

"Itu keputusan papi, Cameron harus tanggung jawab. Jangan keras kepala Zora, mereka sama-sama punya masa depan, apa kamu nggak inget. Masa lalu kami juga? Persis seperti mereka," jelas Saga, melihat masalah Cameron. Ia kembali teringat dengan masa lalunya dengan Raisa, bedanya Saga tak dipukuli oleh ayahnya, karena laki-laki hanya mempunyai ibu.

ALGORITMA 3 : GALAKSA ASTEROID ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя