ALGORITMA • 57

27.6K 936 86
                                        

Sekarang waktu menunjukkan pukul 16

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Sekarang waktu menunjukkan pukul 16.40, Caramel masih berada didalam kamar masih sibuk dengan riasannya yang sebenar lagi akan selesai, pernikahan ini mendadak atas keputusan ayahnya dan keluarga Cameron.

FLASHBACK ON....

"Kami ingin mengusulkan agar mereka berdua segera menikah." Ucap Raga.

Setelah perjanjian semalam, disini lah mereka berada. Keluarga Cameron berada di rumah Bianca, untuk membicarakan soal anak-anak mereka.

"Bukankah bertunangan saja lebih dulu?" Tanya Dias.

"Sebaiknya segera menikah, mengingat Caramel sedang hamil dan agar dihalal kan saja keduanya." Balas Raga.

Rudolph terdiam, apa harus secepat ini? Bagaimana pun, apa yang dikatakan oleh Raga adalah benar, ia tak bisa membiarkan putrinya dalam keadaan seperti ini.

"Baiklah, mereka akan langsung menikah." Putus Rudolph, Bianca yang sebenarnya tak suka hanya bisa terdiam.

"Kami mengusulkan pernikahan sore ini, bagaimana?" Tanya Zora. "Pernikahan ini dilaksanakan sederhana saja, hanya akan di hadiri oleh pihak keluarga."

"Aku rasa itu terlalu mendadak, tetapi baiklah." Ujar Rudolph, Caramel menatap ayahnya, secepat itu ia menyetujui mereka?

FLASHBACK OFF.....


"Huh!"

Caramel menghebuskan nafas kasarnya, pernikahannya ini hanya dihadiri oleh keluarga masing-masing. Tanpa teman-teman mereka, real hanya keluarga kedua bela pihak. Mungkin pernikahan mereka mendadak, namun itu lebih baik karena mungkin perutnya akan segera terlihat beberapa bulan lagi.

"Ayo," Arana membantu Caramel untuk berdiri, gadis itu terlihat cantik dengan polesan make-up yang sederhana. Mereka keluar dari dalam kamar, dan turun menuju lantai satu. Ditempat yang sama Cameron sedang duduk dikursi yang berhadapan dengan seorang penghulu.

"Dimana Caramel?" Tanya Raisa, pada menantunya.

"Be... Nah itu dia," semua yang berada disana menoleh kearah Caramel yang kini sedang menuruni anak tangga bersama dengan Arana.

Cameron sejenak menatap sosok gadis yang sebenar lagi akan menjadi istrinya, ia terpana dengan gadis itu. Caesar diam-diam tersenyum menatap sang kakak, cara mereka salah. Namun, sudah beginilah takdirnya dan mereka tak bisa menghindarinya.

Caramel memegang tangan Arana dengan kuat, Arana melirik tangan gadis itu dengan senyuman yang terpancar diwajahnya.

"Jangan tegang Caramel," bisik Arana. "Tarik nafas, dan hebuskan perlahan." Lanjut wanita itu. Caramel menganggukkan kepalanya, ia mengikuti instruksi Arana. Hingga ia benar-benar rileks, langakah mereka berjalan menghampiri meja penghulu.

ALGORITMA 3 : GALAKSA ASTEROID ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora