New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Cameron menyugar rambutnya kebelakang, haruskah ia menangkap tikus kecil itu sekarang? Ah, tetapi rasanya tak seru jika Cameron menangkapnya sekarang. Laki-laki itu meletakkan topi pink itu diatas nakas, ia kembali berjalan menuju pintu kamar, tangannya memutar kunci agar pintu itu terbuka. Cameron lantas menuju lemarinya, laki-laki itu mengambil pakaiannya dan kembali masuk ke dalam kamar mandi.
Caramel perlahan membuka lemari, ia keluar dari dalam sana. Langkahnya mengendap-endap keluar dari dalam kamar, untungnya pintu itu tak terkunci lagi, dengan cepat ia keluar dari apartemen Cameron.
"Vanilla," gumam Cameron, yang sedari tadi berada diambang pintu kamarnya. Ia dapat melihat punggung Caramel keluar dari apartemennya.
Laki-laki menyandarkan bahunya ke pintu, dengan kedua tangannya dilipat didepan dada. Tak hanya topi. Namun, gadis itu juga meninggalkan harum vanilla yang membuat Cameron seketika menjadi candu.
Disisi lain Caramel berlari di basement, ia menghampiri mobil Gemini. Wajahnya terlihat tak baik-baik saja untuk saat ini.
"Itu Caramel," pintu mobil kemudian terbuka. Caramel masuk kedalam, ia duduk kursi tengah.
"Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Gemini, ia menatap temannya itu yang terengah-engah karena berlari ketakutan.
Caramel menggelengkan kepalanya. "Gue nggak baik-baik aja, sebaiknya kita pergi dari sini. Sebelum Cameron ngeliat kita," tutur Caramel.
"Ke rumah gue aja, entar lo jelasin soal Cameron." Sahut Sea. Caramel hanya mampu menganggukkan kepalanya, Sea, Aurora, dan Embun, keluar dari dalam mobil. Ketiga gadis itu berpindah pada mobil Aurora, sedangkan Caramel berpindah, duduk disamping kursi kemudi. Kedua mobil itu meninggalkan area basement.
"Perasaan lo masuk pake topi," ucap Gemini, Caramel mereba kepalanya lalu menghelat nafas kasarnya.
"Di ambil Cameron."
"WHAT!"
Caramel tak merespon, ia memijat pelipisnya. Ia mengenangkan dirinya. Saat ini, ia berpikir apakah Cameron tau dirinya bersembunyi disana, atau Cameron hanya tau bahwa ada orang yang habis memasuki apartemennya. Bukan hal yang tak mungkin jika poin kedua itu terjadi, bisa saja Cameron beranggapan jika topi itu tak sengaja ditinggalkannya disana.
Nggak masuk akal. Batin Caramel, jika laki-laki itu tau dirinya berada disana. Lantas mengapa Cameron tak menangkapnya, sekarang Caramel menjadi cemas, mungkin laki-laki itu sedang memikirkan rencana lain.
Disisi lain Cameron melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia akan pulang kerumahnya. Tatapannya fokus kedepan, namun, pikirannya memikirkan tikus kecil yang bersembunyi di lemarinya. Lucu sekali melihat punggung gadis itu mengendap-endap seperti seorang pencuri, sepertinya ia mulai gila karena memikirkan gadis itu.
Lama berkendara, Cameron memasuki area pekarangan rumahnya. Ia turun dari motor dan masuk kedalam, bersamaan dengan itu. Raga dan Caesar, beranjak hendak menuju ruang makan.