New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Permainan bola basket kini dimulai, para siswa berkumpul dilapangan basket. Hari ini mereka akan belajar cara melempar bola kedalam ring, yah! Walaupun para siswa sudah pasti tentu tau cara bermain basket namun, tetap saja ini bagian dari pelajaran.
"Kalian perhatikan Cameron, perhatikan cara melempar bolanya," ucap Pak Hariss, Cameron ditunjuk sebagai contoh, karena dia adalah kapten basket disekolah ini.
Mereka memperhatikan laki-laki itu, Cameron memantulkan bola basket itu ke lantai beberapa kali, lalu mulai melempar bola ke ring basket yang berada tak jauh dari posisinya dan benar saja, bola itu masuk ke ring.
"Kece banget calon suami gue." Glory menatap Cameron dengan tatapan berbinar, seketika Aurora, Embun, dan Sea, yang berdiri disamping Glory─ langsung menoleh.
"Najis." Celetuk
Glory menatap kearah mereka, gadis itu merotasikan bola matanya. "Sirik lo, suka-suka gue dong mau ngomong apaan." Tedang gadis itu.
"Kayak si Cameron mau sama lo aja," tutur Embun.
"Jangan remehin gue, suatu saat nanti si Cameron bakalan cinta mati sama gue. Dan lo bertiga bakalan jilat sepatu gue kalo gue jadi ceweknya Cameron," perkataan itu membuat Sea menampilkan ekspresi seperti ingin muntah.
"Serah lo deh, gue yakin si Cameron nggak akan tertarik sama lo. Dan sampai itu terjadi, lo harus sujud dikaki gue." Tantang Aurora, gadis itu bersedekap dada menatap Glory.
Glory menaikkan sebelah alisnya. "Jadi lo nantangin gue?" Tanya gadis itu.
Aurora mengedikkan bahunya. "Heem, boleh juga kalo ini dijadiin tantangan. Tapi kalo lo takut, lo boleh mun....dur," tuturnya.
Glory menggigit bibirnya, jika ia mundur. Susah dipastikan mereka akan menganggapnya penakut. Tidak! Dia sama sekali tak akan mundur. "Oke! Deal."
Akhirnya mereka sepakat untuk menjalankan tantangan itu, mereka berhenti berdebat dan kembali fokus pada pak Hariss, yang berada didepan sana.
"Nah, cara memasukan bola seperti itu. Coba yang laki-laki dulu," Pak Hariss mulai mengabsen satu persatu nama mereka, hingga tiba nama Arran Sabiru disebut oleh Pak Hariss.
"Arran Sabiru."
"Kamu pasti b... Bisa Ran," ucap Dani menyemangati temannya itu. Arran menganggukkan kepalanya, lalu berjalan mendekati pak Hariss.
"Sekarang kamu yang akan memasukkan bola itu kedalam ring," Pak Hariss memberikan bola itu pada Arran. Arran menyambut bola basket itu, ia menatap ring basket itu dan ia tak yakin akan berhasil.
Arran memantulkan bola basket itu ke lantai Cameron menatap Arran dengan tangan dilipat didepan dada, laki-laki itu ingin melihat bagaimana kemampuan murid culun itu. Dibandingkan dengan Dani, yang sama-sama culun─ tetapi laki-laki itu masih bisa memasukkan bola basket kedalam ring dengan baik.