New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sore berganti malam, sesuai pembicaraan yang dilakukan Bianca di telfon dengan keluarga Kalandra, akhirnya malam ini mereka akan mengadakan pertemuan di restoran.
Caramel cemas, ia menatap jam yang berada di ponselnya. Masih ada 15 belas menit sebelum mereka berangkat ke restoran, Caramel meringis ketika mengingat wajah Cameron yang dipukili oleh ayah dan kakaknya, tak pernah ia melihat wajah Cameron akan baik-baik saja. Gadis itu berdiri di balkon kamarnya sembari menikmati angin malam yang berhembus.
Mata Caramel menyipit, ketika melihat ada sebuah mobil hitam berhenti di seberang jalan rumah tantenya, Caramel semakin menajamkan penglihatannya ketika kaca mobil itu diturunkan. Caramel tak dapat melihat siapa yang berada di dalam mobil itu, tak lama kemudian kaca mobil itu kembali tertutup, dan mobil itu meninggalkan area rumah Caramel.
Drttt.... Drttt....
Handphone Caramel berdering, gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya. Nama Gemini tertera disana, ia kemudian menjawab panggilan itu.
"Mel, lo dimana? Nonton bioskop yuk." Suara Gemini terdengar dari seberang sana.
"Gue nggak bisa."
"Kenapa? Aurora, Sea, Embun, juga ikut."
"Malam ini gue bakalan ketemu sama keluarga Kalandra."
"Kalandra? Kalandra saha?"
"Orang di jodohin sama gue."
"Beneran bakalan di jodohin lo? Kasihan banget si Cameron, ya dodol lah makanya jadi cowok jangan cupu." Celetuk Gemini, dari seberang sana.
"Hemm, btw lo dimana?" Tanya Caramel, ia ingin bertanya pada Gemini mengenai Glory.
"Gue masih di rumah sih, kenapa?"
"Glory tau kalo gue Arran."
"H... Hah! Serius lo? Dia tau? Yang ngasih tau siapa?"
"Gue juga nggak t—"
Klekkk.....
Suara pintu di buka terdengar, Caramel lantas menoleh. Ternyata kakaknya, laki-laki itu berada di ambang pintu.
"Waktunya pergi," ucap Dias, Caramel menghebuskan nafas kasarnya ia kemudian menganggukkan kepalanya. Dias menutup kembali pintu kamar adiknya, panggilan telefon itu masih tersambung.
"Nanti gue ceritain, gue udah mau berangkat. Gue tutup telfonnya."
Caramel kemudian memutuskan sambungan telefon itu, ia masuk ke dalam kamarnya dan menutup balkon kamarnya. Gadis itu keluar dari dalam kamar, dan berjalan menuju lantai satu, disana sudah ada ayah, kakak, bibinya, dan pamannya suami dari Bianca, pria itu baru saja pulang sore tadi setelah setahun berlayar, yap! Suami Bianca adalah seorang nahkoda kapal pesiar, Bianca sendiri belum mempunyai anak, bukan ia yang bermasalah melainkan suaminya.