New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Caramel baru beberapa menit yang lalu tertidur, suasana dirumah itu sudah dalam keadaan sepi, dan beberapa lampu dirumah itu telah mati.
Krekkk....
Caramel yang belum sepenuhnya berada dalam mimpi, langsung membuka matanya. Ia tidur dengan posisi menyamping membelakangi balkon kamar, bunyi balkon kamarnya yang dibuka terdengar di telinganya. Caramel menelan salivanya, ia memejamkan matanya ketika derap langkah seseorang terdengar semakin dekat, hawa dingin dan tegang terasa.
Tap....
Tap....
Tap....
Caramel memegang kuat sisi bantalnya, terasa orang itu kini berdiri di hadapannya, ingin berteriak namun takut jika ia mengambil langkah yang salah. Kamar yang gelap, membuat Caramel sulit untuk mengetahui siapa yang masuk ke dalam dengan memanjat balkon kamarnya.
Hembusan nafas yang tiba-tiba itu, membuat Caramel berkeringat dingin, kembali gadis itu menelan salivanya ketika tangan dingin itu menyentuh dahinya. Caramel langsung membuka matanya dan hendak berteriak, namun tangan besar membekap mulutnya.
Shuttt....
Caramel menutup matanya sembari meronta meminta dilepaskan.
"Diam!" Seruan rendah penuh penekanan itu terdengar. Caramel langsung terdiam, ia tau suara itu, suara milik laki-laki yang ditemuinya sore tadi.
"Sayang." Panggil Cameron, masih dengan bisikan kecil agar tak membuat orang lain mendengarnya. "Aku lepasin kamu, tapi kamu diam ya," lanjut laki-laki itu.
Dengan cepat Caramel menganggukkan kepalanya, perlahan Cameron menjauhkan tangannya, ia tak lagi membekap Caramel. Gadis itu langsung mengambil posisi duduk dan perlahan mundur hingga punggungnya menempel sempurna pada kepala ranjang, ia menatap Cameron dalam kegelapan.
"Ca... Cameron." Panggil Caramel dengan bisikkan, ia ingin memastikan kembali jika pendengarannya tak salah. Namun, tak ada jawaban dari orang di depannya itu, Caramel ketakutan, ia menarik selimutnya dan memegangnya erat.
Hingga beberapa menit kemudian, deheman dingin Cameron terdengar. "Hmmm."
Glekkk....
Detak jantung Caramel berdetak lebih kencang, untuk apa Cameron menyusup ke kamarnya malam-malam begini, bagaimana jika ada orang rumah mendengar dan melihat laki-laki itu disini.
"Caramel." Suara lirih, serak, dan berat itu kembali terdengar. "Sayang."
Caramel berdigik ngeri, ketika mendengar suara Cameron, ranjangnya terasa bergerak. Laki-laki itu mendekatkan dirinya pada gadis itu.