New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
"Iya, lo tau cowok yang make hoodie warna abu-abu. Itu yang tadi ngejar gue sama dua temennya," jelas Caramel. Gadis itu membuka topinya, ia merasa gerah sekarang. "Takut banget gue kalo ketangkep," lanjutnya.
"Kayaknya mulai sekarang lo kalo keluar kudu hati-hati Mel, kita nggak tau kapan anggotanya si Cameron nangkap lo." Tutur Gemini.
"Huh! Rasanya gue jadi buronan sekarang," Caramel memalingkan wajahnya menatap keluar jendela, ia merasa terjebak di dunia Cameron.
Laki-laki itu, apa tak bisa membiarkan hal yang kemarin seperti tak pernah terjadi? Caramel bukan ingin melupakan begitu saja kejadian buruk itu. Namun, alangkah baiknya ia tak lagi berurusan dengan laki-laki itu.
Tak sadar mobil mereka sudah sampai ke apartemen Cameron, dua mobil itu masuk ke basement apartemen. Mereka keluar dari dalam mobil.
"Gue bakalan ke dalem, lo semua tunggu disini aja." Tutur Caramel.
"Lo nggak apa-apa disana sendirian?" Tanya Sea.
Caramel menggelengkan kepalanya. "Gue nggak apa-apa," jawab gadis itu dengan tenang.
"Kita bakalan tungguin lo disini, buat liat situasi. Bukan hal yang nggak mungkin kalo Cameron tiba-tiba nongol," tutur Aurora.
Caramel menganggukkan kepalanya. "Oke, gue pergi." Setelah itu, Caramel melangkah menjauh dari mereka. Sementara teman-temannya, berharap Caramel kembali dengan cepat.
Caramel memasuki lift menuju lantai dimana apartemen Cameron berada, jantungnya dag dig dug sekarang. Matanya menyorot angka yang berada didepannya tepat diatas pintu masuk lift, ia menarik nafas dalam lalu menghebuskannya dengan tenang.
"Lo bisa Caramel," gadis itu menyemangati dirinya sendiri.
Ting....
Pintu lift berhenti, Caramel keluar dari dalam sana. Kaki jenjangnya melangkah menuju apartemen Cameron, gadis itu berhenti di depan pintu. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri sebelum jari-jari mungilnya itu menekan angka yang berada dipintu itu.
Ceklekkk....
Caramel dengan pelan membuka pintu itu, ia masuk ke dalam dengan hati-hati. Apartemen itu terlihat kosong, karena memang pemiliknya sedang tak ada disini.
Langkahnya perlahan berjalan menuju kamar Cameron, gadis itu memegang handle pintu itu. Dan perlahan membuka kamar Cameron, kamar itu terlihat gelap, Caramel meraba dinding hingga jarinya menekan saklar lampu. Kamar yang tadinya gelap, kini menjadi terang.