Chapter VIII (Mystery VS Curious)

3.2K 286 15
                                    

Haechan refleks menutup rapat kedua matanya, saat merasakan ibu jari Mark yang sempat mendarat di bibirnya itu, kini telah tergantikan oleh belahan bibir Mark. Sembari menyisir surai cokelat madu milik Haechan begitu perlahan dengan jemarinya, Mark mulai berani mengecup ringan bibir ranum Haechan yang sedikit bergetar. Tidak berhenti sampai di situ, Mark sengaja memiringkan kepalanya ke kiri, demi memperdalam ciumannya kepada Haechan dengan hisapan kecil.

"Mhh... aarkh..."

Suara erangan dari Haechan saat memanggil nama Mark, lantas dimanfaatkan oleh Mark dengan segera menelusupkan ujung lidahnya di belahan bibir Haechan yang sedikit terbuka. Berkat itu, aliran saliva tampak meluncur mulus dari sudut bibir Haechan, seakan menjadi saksi dari betapa Mark terlihat begitu menikmati aktivitas barunya, berupa kelihaian dari lidahnya yang tampak menjelajahi hangatnya rongga mulut Haechan yang sangat basah itu, dengan sesekali menggodai langit-langit mulutnya.

"Mmhh..."

Dalam erangannya yang tak tertahankan, Haechan yang benar-benar tidak memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi antara dirinya dan Mark pun, tidak mengerti harus bereaksi seperti apa, selain mengikuti irama dari pergerakan bibir Mark yang tengah menjelajahi mulutnya, diiringi debaran jantungnya yang terasa semakin menggila.

Tak hanya itu, Haechan yang merasa jika tubuhnya semakin lemas akibat singgungan bibir yang sedang terjadi pun, secara refleks meremat baju yang melekat di bagian dada Mark, sebagai topangan agar tubuhnya tidak merosot jatuh ke tanah.

Mark sendiri yang menyadarinya pun langsung merapatkan pelukannya di pinggang ramping milik Haechan, di sela-sela jemari lainnya yang semakin berani menuntut keintiman pada sang pudu, dengan mendorong belakang kepalanya pelan, demi memperdalam ciuman basah yang sedang mereka bagi.

"Anhh..."

Lagi-lagi Mark bisa mendengar secara jelas, gema erangan dari Haechan yang begitu merdu di telinganya, tepat setelah tautan bibir di antara mereka terhenti, diiringi suara kecipak basah yang menyertainya. Mark sengaja melakukan semua itu, demi memberi kesempatan pada paru-paru mereka untuk menyuplai udara, agar napas mereka yang sedikit terengah mampu kembali menjadi normal.

Pada momen tersebut, manik Mark yang sempat terpejam mulai mengintip dari balik keremangan cahaya obor, yang menyinari betapa menggodanya ekspresi wajah memerah Haechan saat terengah-engah seperti ini, dengan jejak saliva miliknya yang masih menghiasi bibir ranum sang pudu.

Berkat pemandangan sangat menggairahkan dari Haechan. Pada akhirnya Mark kembali menyesap bibir sang pudu dengan lumatan kecil, di sela-sela tubuh mereka yang semakin merapat dalam sebuah pelukan intim.

"HAECHAAAAAAAANN!"

Seketika Haechan tersentak kaget, tepat setelah telinganya menangkap suara seseorang yang meneriakan namanya.

Di saat itulah, Haechan baru menyadari bila sejak kemenangan Eclipse diumumkan melalui speaker Arena, sepertinya waktu telah berjalan lumayan lama, hingga para anggota Eclipse mencarinya di Arena, gara-gara sosoknya tidak segera kembali ke base Eclipse.

Oleh sebab itu, Haechan berusaha mendorong Mark agar segera melepaskan tautan bibir di antara mereka. Namun Mark tampak tidak mempedulikan pergerakan dari Haechan, terbukti dengan bibirnya yang semakin memperdalam lumatan mereka, diiringi kelopak matanya yang mulai terpejam tanda menikmati.

Sebuah tindakan dari Mark, yang lantas membuat Haechan memutar otaknya dengan cepat, demi mencari cara lain agar Ia bisa terlepas dari jerat Mark yang tak terkendali.

Karenanya, pada akhirnya Haechan menangkup wajah Mark, dengan ibu jarinya yang mengelus sudut bibir Mark begitu lembut. Tidak hanya itu, Haechan sengaja membalas tautan bibir mereka dengan pagutan dalam, hingga membuat Mark agak tersentak kecil, lantaran tidak menyangka jika Haechan akan membalas ciumannya.

ReverseWhere stories live. Discover now