Chapter XVII (Cwtch VS Disturbance)

2K 202 9
                                    

Lagi-lagi reaksi yang sama. Mark hanya bisa tertegun saat dengan gamblangnya menemukan Haechan mendadak termangu kembali. Di saat inilah ingin sekali rasanya Mark memiliki kekuatan super berupa dapat membaca pikiran orang lain demi memuaskan hasrat keingintahuannya pada apa yang tengah mengganggu pemikiran Sang Pemimpin Eclipse. Walau pada akhirnya Mark hanya dapat merutuki perandaiannya tersebut lantaran sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Ia butuh tindakan nyata yang setidaknya dapat meringankan beban pikiran Sang Pudu.

Oleh sebab itu, Mark mengedarkan pandangannya ke segala penjuru; hanya untuk memastikan jika perhatian mayoritas dari para anggota Guild sepenuhnya tertuju pada pertandingan. Mark menimbang-nimbang secara terperinci tentang keputusan untuk bertindak nekat, atas dasar ketidaksanggupan dalam membendung perasaan khawatirnya kepada Haechan yang bahkan kini benar-benar terkesan telah kehilangan fokusnya. Terlebih ketika manik Mark mendapati reaksi Haechan yang sedikit menggigit bibir bawahnya sendiri, sebagai tanda bila pemikiran Haechan yang telah terjebak ke dalam renungan itu semakin mendalam dan semakin membahayakan.

Sial.

Persetan dengan keramaian.

Pada akhirnya Mark mengalah pada keinginan hatinya dengan merengkuh tubuh Haechan ke dalam pelukannya sambil melayangkan sebuah kecupan ringan di pucuk kepala sang matahari. Mark yakin tindakannya kali ini sangat tepat kala mendapati reaksi Haechan yang tidak terkejut dan tidak menolak sentuhannya. Hal tersebut semakin membuat kekhawatiran Mark menjadi berlipat ganda hingga tanpa sadar mengelus surai Haechan.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?" bisik Mark lembut.

Sungguh sebenarnya Haechan sendiri sadar saat Mark berlaku nekat dengan memeluknya di keramaian seperti ini. Bahkan Haechan pun seharusnya segera mendorong tubuh Mark agar menjauh dari dirinya demi menghindari kesalahpahaman dari sudut pandang orang lain. Tapi kenyataannya Haechan malah terdiam seraya membiarkan semua itu terjadi. Entahlah, Haechan hanya sangat lelah dengan perasaan tidak terdeskripsikan yang sedang mendera dirinya tentang sosok Hyungie

Tidak apa-apa kan, jika sekali ini saja Haechan mengistirahatkan diri di rengkuhan Mark?

Tidak apa-apa kan, jika sekali ini saja Haechan menikmati hangat tubuh Mark yang berhasil membuatnya nyaman?

Tidak apa-apa kan, jika sekali ini saja Haechan merapatkan tubuhnya pada pelukan Mark seraya mendengarkan debaran jantungnya yang bertalu lembut?

Manik Haechan lantas terpejam berbekal senyum di bibirnya.

Sejak kapan pelukan Mark semenenangkan ini?

Mengapa pula Haechan tidak merasa asing dengan semua ini?

Di sisi lain, Mark yang tidak menyangka akan mendapat reaksi balasan semanis ini dari Haechan hanya bisa berusaha menahan rona di wajahnya agar tidak semakin memerah. Sumpah, Mark benar-benar belum menyiapkan jantungnya agar tidak terlalu berisik ketika berhadapan dengan tingkah menggemaskan Haechan yang berkali-kali mampu melemahkan syarafnya. Mark bahkan berusaha menahan sikap salah tingkahnya apalagi saat ekor matanya tidak sengaja menangkap senyuman lembut yang terukir indah di bibir Sang Pudu.

Sungguh, cobaan mendebarkan macam apa yang tengah dihadapi oleh Mark ini?

Bolehkah Mark mencium Haechan sekarang?

"THE FIRST ROUND IS OVER! THE WINNER IS ANONYMOUS!"

Baik Mark maupun Haechan tersentak usai mendengar suara pengumuman dari speaker Arena yang menggema ke seluruh penjuru. Bahkan saking terkejutnya, Mark dan Haechan sampai saling bertatapan. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama lantaran Haechan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain, merasa salah tingkah gara-gara Mark melemparkan senyuman lembut ke arahnya.

ReverseDonde viven las historias. Descúbrelo ahora