Chapter XVI (Odd VS Jealousy)

2.2K 229 11
                                    

"Hyungie..."

"Tidak ada gunanya kau memanggil nama itu."

"Hyungie... Hiks..."

"Percuma, dia tidak akan datang."

"Hyungie... Aku takut..."

"Dia tidak bisa diandalkan."

"Hyungie... Sakit..."

"Dia tidak peduli padamu."

"Hyungie...?"

"Dia telah membuangmu."

"..."

"Kau akan mati."

***

Haechan mengerjapkan kelopak matanya berulang kali setelah terbangun dari tidur siangnya, hanya untuk mengernyitkan kening heran saat merasakan wajahnya di area sekitar mata terasa basah. Haechan lantas mendudukan dirinya di atas ranjang dengan jemari yang menyentuh sudut matanya. Ia sedikit tertegun saat menemukan genangan air mata bahkan mulai menetes ke atas selimutnya.

Apa ini?

Ia menangis?

Haechan bingung. Bahkan setelah terus-menerus menyeka air matanya, Haechan merasa kedua maniknya tidak berhenti meneteskan bulir demi bulir air mata yang terus berjatuhan. Tidak hanya itu, Haechan merasa jantungnya yang sedari Ia bangun sudah terasa nyeri, semakin terasa menyesakan hingga Ia mulai kesusahan bernapas.

Ada apa dengan dirinya?

Ada apa dengan reaksi tubuhnya ini?

Sakit...

Dengan langkah agak terhuyung, Haechan berusaha meraih segelas air dari meja rias yang ada di sudut kamar. Ia tidak mempedulikan beberapa parfum dan toner yang berjatuhan ke lantai saat tangan gemetarnya berhasil meraih gelas tersebut. Meski susah, Haechan memaksakan dirinya untuk menegak segelas air putih di tangannya hingga tidak tersisa.

Bersamaan dengan tangannya yang telah mengembalikan gelas tersebut pada tempatnya semula, tubuh Haechan merosot jatuh terduduk ke lantai. Punggung Haechan bersandar pada kaki meja rias di belakangnya dengan kedua lengan yang memeluk kakinya erat. Ia benamkan wajahnya di perpotongan lututnya yang menyatu seraya berusaha mengatur napas agar dapat segera kembali normal.

Sial.

Haechan merasa Ia sangat membutuhkan Hyungie saat ini.

Haechan ingin bertemu dengan Hyungie.

Haechan ingin memeluk Hyungie dengan erat.

Tapi siapa Hyungie...?

***

"Aku pribadi tidak keberatan dengan idemu, Hyung.  Tapi apa kau yakin kondisi mental Haechan akan baik-baik saja? Aku tidak mau anakku kehilangan mataharinya lagi."

Pada pertemuan mereka ke sekian kali inilah, seraya bertopang dagu, Johnny memejamkan matanya erat.

"Menurut diagnosa Dokter Kim, kondisi Haechan saat ini sudah lebih dari cukup untuk melawan traumanya. Bahkan Dokter Kim menyarankan agar Haechan mulai diperkenalkan dengan potongan-potongan ingatannya yang hilang secara perlahan."

Sembari memainkan pena dengan jemarinya, Jung Jaehyun yang sedang terduduk di kursi ruang kerjanya tampak menghela napas singkat.

"Tapi kita juga tahu sendiri kan? Mengulang masa lalu belum tentu membuahkan hasil yang sama. Bagaimana kalau Haechan menolak rencana ini?"

ReverseWhere stories live. Discover now