Chapter XLVIII (Queer & Hunch)

1.2K 122 11
                                    

Seingat Haechan, Johnny memang pernah mengatakan kepadanya, jika dalam waktu dekat akan ada anak dari salah satu rekan bisnisnya yang pindah ke sekolahnya ini. Kalau dugaan Haechan benar, sepertinya anak yang dimaksud oleh Daddy-nya adalah sosok laki-laki mungil yang kini tengah berdiri di samping ranjangnya dengan kepala yang terus tertunduk dalam. Dari perkenalan di depan kelas tiga hari lalu pun, Haechan tahu jika murid pindahan bernama Shotaro ini berasal dari Jepang.

"Hae-Haechan ssi, a-aku benar-benar minta maaf. Aku tidak sengaja menendang bolanya sampai mengenai kepalamu."

"Tidak sengaja tapi sampai membuat anak orang pingsan?!"

"Nana!"

Jaemin hanya mendengus sambil memutar kedua bola matanya saat lagi-lagi perkataannya mendapat teguran dari Renjun yang kini melotot ke arahnya. Sebuah perilaku yang sejujurnya mendapat dukungan dari Haechan lantaran Ia merasa jika kejadian pingsannya tadi sebenarnya bukan sepenuhnya salah Shotaro, melainkan...

Haechan sempat melirik ke arah Sungchan sebelum akhirnya menanggapi permintaan maaf Shotaro.

"Tidak masalah karena kau tidak sengaja melakukannya," putus Haechan akhirnya lebih memilih untuk memaafkan, "Hanya saja, ada baiknya lain kali kau lebih berhati-hati agar tidak mencederai orang lain dan menimbulkan kesalahpahaman lagi."

Shotaro sendiri refleks menganggukan kepalanya dengan jemari yang saling tertaut; merasa lega lantaran korban dari tendangan bolanya sepertinya adalah orang baik yang mau memakhlumi keteledorannya. Meski demikian, Shotaro masih belum mampu mengelola rasa bersalahnya lantaran membuat Haechan sampai pingsan seperti tadi. Tentu saja reaksi tersebut turut disadari oleh Haechan hingga membuatnya kembali berucap.

"Tapi serius, kekuatan tendangan bolamu benar-benar patut diperhitungkan," kata Haechan sambil menepuk pundak Shotaro, "Mungkin lain kali kita bisa bermain sepak bola bersama?"

Shotaro sendiri sempat tertegun sejenak usai mendapati senyum Haechan yang begitu menghangatkan keresahannya. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena Shotaro segera membalas sikap pemaaf dan ramah Haechan dengan senyum yang sama.

"Te-Tentu! Aku akan sangat menantikannya untuk bermain bersamamu!" balas Shotaro bersemangat.

Haechan lantas terkekeh kecil lantaran merasa jika reaksi Shotaro cukup menggemaskan di matanya.

Sepertinya Eclipse akan ketambahan anggota baru?

"Ck, Haechan hyung terlalu baik," celetuk Chenle tiba-tiba diakhiri dengusan, "Tidak seru."

Haechan hanya bisa speechless usai mendengar keluhan Chenle sebelum jemarinya bergerak untuk menyentuh pipi maknae dari Eclipse tersebut lalu menyubitnya dengan tarikan main-main.

"Lele ya..." peringat Haechan seketika dengan nada pura-pura marah.

"Hyuuung! Sakiiiiit!" keluh Chenle sambil berusaha melepaskan cubitan Haechan.

Sungchan sendiri yang sedari tadi menjadi penonton tidak sanggup menahan senyum teduhnya usai melihat segala perilaku Haechan. Tentu saja sikap tersebut tidak luput dari pantauan Renjun yang kini sampai memincingkan ekor matanya. Entahlah, dibandingkan dengan Shotaro yang sempat melukai Haechan, jujur Renjun merasa jadi sangat waspada kepada sosok bernama Sungchan ini, apalagi setelah Haechan benar-benar sempat memanggilnya dengan sebutan "Hyungie". Bahkan tatapan lembut yang kini terpancar dari manik Sungchan dan tertuju pada Haechan seorang itu pun semakin membuat Renjun menjadi begitu resah.

Hanya perasaan Renjun saja, atau segala perilaku Sungchan terhadap Haechan ini mengingatkannya pada Mark?

Dua orang yang berbeda, tapi memiliki perilaku yang mirip pada orang yang sama?

ReverseWhere stories live. Discover now