Chapter LXI (Reverse)

1.3K 162 62
                                    

"Terjadi penembakan di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Seoul kemarin sore. Sebanyak sepuluh orang dilaporkan terluka akibat insiden ini. Kepala Kepolisian Kota Seoul mengatakan, dari sepuluh orang tersebut, terdapat dua korban yang dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Untuk saat ini, polisi sedang—"

Johnny sengaja mematikan saluran televisi tersebut, saat mendengar isakan tangis kembali terdengar dari Jaemin di ujung sofa. Tak hanya itu, Ia sengaja menghampiri Ten yang terduduk di sampingnya, demi memberi dukungan secara emosional kepada pasangan jiwanya itu dengan cara memeluknya begitu erat.

Sungguh, Johnny tidak akan melupakan bagaimana paniknya Ia dan Ten saat mendapat kabar tentang penembakan tersebut. Terlebih saat mengetahui bila baik Haechan maupun Mark sampai dilarikan ke ICU akibat dari kondisi mereka yang sangat mengkhawatirkan.

Berbeda dengan anak bungsunya yang masuk ICU gara-gara reaksi ekstrim dari traumanya yang kambuh, menurut informasi dari Jaehyun yang Ia temui di ruang inap Mark pasca operasi, dari cara sebuah peluru yang bersarang pada jantung calon menantunya itu, sudah pasti pelaku penembakan tersebut adalah seorang sniper yang sangat terlatih.

Bagaimana tidak?

Sedikit saja peluru berkaliber 12.7 mm itu mengenai ventrikel kiri Mark, maka sudah dipastikan bila pewaris Keluarga Jung tersebut tidak akan selamat, bahkan berkemungkinan besar meninggal di tempat.

Johnny tidak tahu lagi apakah ini sebuah keberuntungan atau tragedi, yang jelas, Ia tidak akan melupakan bagaimana mirisnya sebuah cerita yang diutarakan oleh Renjun di tengah tangisnya, saat menjelaskan bila Jisung dan Jeno berserta Agen Jung lainnya, tidak berhasil membekuk salah satu sniper yang bersembunyi di sudut sebuah gedung yang berhadapan dengan mall hingga terjadilah insiden penembakan tersebut.

Selain itu, sampai kapan pun Johnny tidak akan melupakan cerita Renjun setelahnya, tentang aksi heroik yang dilakukan Chenle dengan langsung berlari memeluk Haechan demi memperingatkan anak bungsunya itu akan ancaman yang ada, dan juga pengorbanan dari Mark yang sengaja memasang badan untuk melindungi keduanya, hingga peluru yang memang berkemungkinan ditargetkan pada Haechan itu berbalik menembus dada Mark tanpa penghalang apapun.

Atau sebenarnya... memang Mark sendirilah yang dari awal menjadi target penembakan itu?

Setidaknya hal tersebut yang dicurigai Johnny, setelah mendengar keganjilan dari cerita Renjun yang menjabarkan penembakan itu langsung berhenti setelah Mark lumpuh.

"Ugh..."

Tidak hanya Johnny, bahkan Ten dan Jaemin sampai terkesiap dari posisinya, usai mendengar suara Haechan untuk pertama kalinya setelah tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit selama seharian penuh. Dengan alasan itu pula, ketiganya bergegas mendekat pada Haechan yang terlihat sedikit kesulitan saat membuka kelopak matanya.

"Cupcake?" panggil Ten pelan seraya mengelus sisi wajah Haechan dengan pelan.

Haechan sendiri yang telah berhasil menampilkan manik hazelnya secara sempurna, tak lantas membalas karena retina matanya terlalu sibuk menjelajahi segala pemandangan yang ada di hadapannya, termasuk pada ketiga sosok yang mengelilingi ranjangnya dengan ekspresi cemas yang begitu kentara hingga membuatnya mengerutkan kening.

"Siapa... kalian?"

DEG!

Bersamaan dengan tubuh Jaemin yang langsung jatuh terduduk ke lantai dengan mata terbelalak kosong itu, Johnny hanya bisa memeluk sosok Ten yang kini tengah menangis begitu hebat...

...saat menyadari...

...jika Haechan...

...benar-benar telah kehilangan seluruh ingatannya kali ini.

ReverseWhere stories live. Discover now