Reverse

Chapter XXVII (Wary VS Allure)

Sebenarnya Jisung sudah menyadari jika ada sebuah mobil lain yang senantiasa mengikuti pergerakan mereka bahkan sejak awal meninggalkan rumah Jaemin. Oleh sebab itulah Jisung sengaja menyempatkan diri untuk mengirim sinyal kepada agen lain yang berjaga dari jarak jauh agar tetap waspada dan mempersiapkan diri dari kejadian buruk yang mungkin saja terjadi berkat penguntit tersebut. Selama itulah Jisung berusaha bersikap sebiasa mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan dari Chenle.

Namun meski telah berjaga-jaga sekalipun, pada akhirnya Jisung tidak bisa bersembunyi lagi dalam topeng kepura-puraan ketika penguntit tersebut benar-benar menyerang mereka di perjalanan pulang dari Kedai Churros dengan menembak kaca mobil bagian belakang yang mereka tumpangi. Di saat itulah, Jisung yang sudah yakin jika target mereka adalah Chenle merasa bersyukur masih sempat melindungi sang maknae Eclipse agar tidak terkena tembakan tersebut.

Dalam keadaan masih kaos itulah, Jisung sedikit memberi jarak di antara tubuhnya yang menindih Chenle untuk menolehkan kepala cepat ke arah supir yang kini terlihat berusaha mengendalikan stir mobilnya dengan keadaan panik.

"Tuan Kang! Tambah kecepatan laju mobilnya!" seru Jisung memberikan perintah.

"Ta-Tapi Tuan—"

PRAAANG!

Jisung lantas kembali memasang badan untuk melindungi Chenle ketika untuk kesekian kalinya beberapa tembakan dari musuh berhasil menembus kaca mobil mereka, begitu pula dengan sang supir alias Tuan Kang yang refleks menundukan kepalanya sambil tetap berusaha menjaga kendali stirnya agar tetap melaju sekencang dan sestabil yang Ia bisa.

"Jangan memikirkan hal lain! Ikuti arah navigasi yang aku berikan kepadamu tadi! Tugasmu hanya membawa Tuan Muda Zhong selamat sampai tujuan!"

"Ba-Baik Tuan!"

Setelah memastikan jika supir Keluarga Zhong telah menerima perintahnya dengan baik, Jisung bergegas meraih sebuah pistol tersembunyi yang tersimpan apik di bagian dalam panel pintu mobil. Beruntung sekali Jisung mengetahui jika Keluarga Zhong memang cekatan dalam penjagaan ketatnya terhadap Chenle sehingga setiap mobil yang mereka miliki selalu menyediakan beberapa senjata api yang tersimpan secara rahasia di beberapa bagian mobil mereka. Sebab di saat memakai identitas siswa SMA biasa seperti inilah Jisung tidak bisa secara leluasa membawa pistolnya kemanapun.

"Ji-Jisung, apa yang terjadi?!"

Chenle yang sempat terserang syok gara-gara masih menelaah keadaan macam apa yang sedang Ia alami tersebut akhirnya berhasil mengucap beberapa kata usai melihat Jisung yang masih setengah menindihnya itu tampak terfokus memasangkan magasin pada pistol di tangannya.

"Chenle, ini keadaan darurat!" timpal Jisung cepat setelah berhasil mempersiapkan pistolnya, "Tetap pada posisimu dan jangan bergerak!"

PRAANG!

Bertepatan dengan suara kaca mobil yang pecah oleh karena tembakan musuh untuk kesekian kalinya itulah, Jisung bergegas bangkit dari posisinya untuk balas menembak sosok musuh yang berhasil tertangkap retina matanya. Setidaknya pertarungan sengit itu terjadi lumayan lama di sela-sela kegesitan Jisung yang berkali-kali melepaskan tembakan dan berkali-kali bersembunyi di sandaran kursi mobil saat tembakan demi tembakan balasan menghujami mobil mereka dari arah belakang. Jisung benar-benar hanya bisa berdecak saat menyadari jika musuh mereka tampaknya terdiri dari empat orang dengan tiga orang lainnya yang berperan sebagai penembak.

DOR! DOR! DOR!

Meski Jisung sempat berhasil melayangkan headshot pada salah satu musuh mereka, namun tetap saja dua lawan satu dalam adegan baku tembak benar-benar tidak menguntungkan dirinya sama sekali. Terlebih dengan kondisi dari pergerakan mobil mereka yang kadang oleng oleh karena tembakan membabi buta dari pihak lawan. Walau demikian, Jisung tidak akan memilih alternatif selain melumpuhkan musuh mereka secepat mungkin karena bagaimanapun hanya itulah satu-satunya cara paling efektif untuk mempertahankan keselamatan mereka yang masih mengkhawatirkan itu.