Chapter CXI (Mark and Haechan's Universe: Renjun's Legacy Vol. 1)

711 63 28
                                    

Sebuah kisah miris dari Doyoung, yang tentunya mampu menarik simpati Ten sampai ke sudut hatinya yang terdalam, hingga memutar otaknya begitu keras demi mencari jalan tengah terbaik dari segala kerumitan ini.

Dan ya.

Pada akhirnya Ten sepakat tetap membiarkan Doyoung yang tidak memiliki keberanian bertemu kembali dengan Jisung itu, untuk pura-pura mati bersama sang istri demi menembus rasa bersalahnya.

Meski Ten sendiri pun sadar, bahwa hal semacam itu tentunya tidak akan terbayar dengan begitu mudahnya, hanya dengan mengubur dalam-dalam kenyataan kejam dibalik kematian Ibu Jisung maupun Ibu Chenle, melalui gosip simpang-siur yang tersebar di dalamnya.

Tapi bila semua itu memang sudah menjadi keinginan Doyoung, maka Ten cukup sadar diri untuk tidak melampaui batas yang mengekangnya, agar tidak terjun terlampau jauh dalam mencampuri kehidupan dari mantan rekannya tersebut.

Maka dari itu,

Apapun gosip yang ada.

Entah orang lain ingin mengatakan bila Doyoung berselingkuh sekalipun dengan Ibu Chenle...

Biarlah tetap seperti itu.

Biarlah.

Asal Jisung tidak mengetahui hal yang sebenarnya, yang berkemungkinan kembali menghancurkan kebahagiaannya di masa depan akan kehadiran Chenle di hidupnya.

Sebuah keputusan, yang berhasil menyeret rasa bersalah Kun sampai titik tertinggi usai mendengarkan segalanya dari bibir Ten, hingga membuat Kun menyerahkan seluruh hidupnya pada takdir, yang benar-benar membuat Jisung tiba di Kediaman Zhong setelahnya dengan segala rencananya untuk menghabisi Kun.

Iya.

Selama bertahun-tahun terjebak akan rasa bersalahnya, akibat keluguan dari cara berpikirnya yang mampu mengubah dendam Ibu Chenle dengan kasih sayang, yang justru membuat petaka di hidup keluarga "bodyguard"-nya itu. Kun pikir dengan membiarkan dirinya mati di tangan Jisung, segala dosanya akan terbayarkan.

Sebuah pemikiran dari Kun, yang saat ini justru membuat Jisung semakin mengepalkan tangannya, saking tidak habis pikir dengan isi kepala mantan dari bos kedua orang tuanya tersebut.

"Semudah itu?" ucap Jisung seketika dengan dengusan geli, "Kau pikir dia tidak akan menderita jika kau mati?"

Berbeda halnya dengan Ten, Kun dan Jaehyun yang tidak memahami maksud perkataan Jisung, apalagi kosa kata "dia" yang dimaksud oleh agen termuda di SSIA pun, kini tampak saling mencuri pandang penuh sirat kebingungan.

"Tuan Besar Zhong, kau pikir nyawamu saja cukup membayar segalanya?"

Tak hanya dengusan geli, Jisung tampak tertawa begitu kerasnya, sebelum semua itu terhenti oleh karena kedua tangannya langsung menggebrak meja di hadapannya tanpa ragu, tanpa pula mempedulikan bila tiga orang pria yang ada di hadapannya ini adalah orang dewasa dan berpengaruh sekalipun.

Jisung hanya terlalu muak.

Pada keputusan bodoh Sang Appa yang ternyata masih hidup itu.

Pada keputusan bodoh Kun yang malah sukarela ingin mati di tangannya itu.

Pada keputusannya sendiri... yang kini lebih memilih untuk berjalan keluar dari ruangan tersebut, tanpa mempedulikan seruan Senior AS yang senantiasa berjaga di luar kamarnya.

Meninggalkan Kun, yang justru rasa bersalahnya semakin berlipat ganda, hingga memohon-mohon pada Jaehyun dan Ten untuk membantunya menyelesaikan masalahnya dengan Jisung ini, dengan harapan agar segala kebodohannya di masa lalu mampu tertembuskan.

ReverseWhere stories live. Discover now