Chapter LXXXI (Surrender)

1K 105 17
                                    

"Nono? Bagaimana menurutmu? Apa Hotteok*-nya enak?"

Di tengah keramaian siswa-siswi maupun pengunjung yang terlihat memenuhi area festival tersebut, Jeno sendiri tak lantas menjawab pertanyaan Jaemin kepadanya, lantaran Ia tak mampu menahan senyum yang terus terkembang di bibirnya saat melihat pada sosok sang kekasih, yang begitu antusias memilih-milih stand makanan mana yang ingin mereka kunjungi.

"Nono! Kau mengabaikanku?!"

Baru ketika Jaemin menghadap cepat pada Jeno dengan kedua alis tertaut, walau sedikit terkejut, Ia tetap mempertahankan senyumnya.

"Mana mungkin aku mengabaikanmu, Nana?" balas Jeno setelahnya.

"Pembohong," ucap Jaemin sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.

Tentunya melihat sikap Jaemin yang terkategorikan sedang merajuk itu, justru membuat senyuman Jeno berubah menjadi kekehan seketika.

Bukan tanpa alasan.

Rasanya sudah lama sekali mereka berdua tidak menghabiskan waktu berdua sesantai ini, setelah memutuskan untuk berpisah dari Mark dan Haechan yang entah menghilang kemana, maupun meninggalkan Chenle dan Jisung yang masih betah berada di depan panggung.

Jeno hanya terlalu menikmati momennya bersama Jaemin, hingga pada level terus-menerus tersenyum, saking bahagianya akan kencan mereka yang senantiasa menghiasi mimpi-mimpinya.

Bagaimana tidak?

Jeno tentunya masih mengingat dengan begitu jelas. Bagaimana minimnya waktu pertemuannya dengan Jaemin. Oleh karena tugasnya sebagai agen yang mewakili Renjun, Jisung, Mark maupun Jaemin sendiri, untuk membantu proses pelacakan Si Nomor Tiga yang bahkan sampai saat ini masih belum diketahui batang hidungnya.

Beruntung sekali. Khusus hari ini saja. Jeno dibebastugaskan seharian penuh dari tanggung jawabnya sebagai agen, atas bantuan Senior Diamond yang kukuh memintanya agar tidak memaksakan tubuh dan mentalnya untuk bekerja secara berlebih. Beruntung pula. Senior AS yang merangkap sebagai atasannya saat ini langsung menyetujui permintaan—paksaan sebenarnya—dari Senior Diamond tersebut.

"Nono! Ish!"

Baiklah.

Seruan menggemaskan dari Jaemin yang sama sekali tidak ragu untuk melayangkan sebuah tabokan lumayan keras di lengannya itu, benar-benar membuat Jeno segera mengenyahkan seluruh pemikiran yang sempat menyambangi kepalanya, sebelum dengan cepat meraih pergelangan tangan Jaemin yang nyaris saja melangkah pergi meninggalkannya.

"Nana, tung—"

"Maaf."

Tak hanya Jeno yang fokusnya secara mendadak terpecah, Jaemin sendiri bahkan sampai menunda niatnya untuk ngambek dengan turut memusatkan perhatian pada suara tersebut.

"Apa kau seorang idol? Atau model?"

Baik Jeno maupun Jaemin tak langsung membalas lataran keduanya malah saling melempar pandang dengan sirat kebingungan. Sebuah reaksi yang membuat gadis dengan setinggi bahu Jeno itu pun kembali mengutarakan maksudnya, sebagai perwakilan yang memberanikan diri untuk berbicara bagi kedua gadis yang kini turut berdiri di belakangnya.

"Uhm. Karena kau sangat tampan, kami pikir kau adalah selebriti. Atau selebgram mungkin?"

Awkward.

Awkward sekali, sampai Jeno dan Jaemin tak mampu berkata-kata, bahkan ketika gadis itu malah dengan santainya mengambil kamera dari tasnya.

"Boleh aku dan teman-temanku berfoto denganmu?"

ReverseWhere stories live. Discover now