Chapter XCIII (Mark's Hidden Memory No. 3)

854 79 18
                                    

"Kau bilang kau tidak berani menyatakan bila kau menyukainya."

"..."

"Aku bahkan masih ingat. Setahun lalu, kau juga mengatakan padaku, bahwa kau tidak berani mengakui bila kau mencintainya."

"..."

"Tapi apa ini? Apa yang baru saja aku lihat?"

"..."

"Kau bahkan sedang bertingkah seperti seorang bajingan cilik sekarang, Azure."

"Master, hentikan."

Dalam topeng penyamarannya sebagai Master, Ten sumpah tidak mampu menahan kekehannya sebelum kembali berkata.

"Dasar kuudere*."

Sebuah ejekan penuh nada puas, yang mau tak mau membuat Mark dalam penyamarannya sebagai Azure itu pun, hanya bisa mendengus setelahnya sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Aku sedang melakukan tugasku dengan baik, Master," ujar Mark, "Aku menjaga putramu, bahkan saat dia sedang berlatih di Ring seperti sekarang."

"Menjaganya?" tanya Ten dengan nada usil, "Dengan membuatnya kesal sampai mengamuk seperti itu?"

Meski merasa iritasi dengan cara Ten menggodanya, namun tetap saja sosok Mark turut memandang pada Ring saat jari Sang Master menunjuk ke arah tersebut; tepatnya kepada Haechan dalam persona*nya sebagai Crimson, yang sedang berduel dengan Ruby alias Hendery.

"Azure, sungguh," bisik Ten kemudian, "Aku pikir hanya Identitas Minhyung saja yang tergila-gila pada putraku," lanjutnya dengan geli, "Tapi sepertinya 'Azure' dalam dirimu juga tertarik pada Crimson mungilku, huh?"

Sial.

Mark tahu, di umurnya yang kedua belas tahun ini, percuma baginya untuk meladeni sarkasme yang sedang dicanangkan oleh Sang Master, lantaran Ia pun sangat mempertanyakan sikap dari Identitas Azure miliknya, terhadap Crimson alias Haechan selama setahun belakangan ini.

Mark tentunya masih ingat, hari dimana setelah Ten resmi mengangkatnya sebagai murid; sebuah momen yang hanya diketahui oleh mereka berdua itu, menghantarkannya pada sesi latihannya di Underground.

Hanya saja.

Saat memutuskan untuk memilih nama Azure, sebagai identitas dari Alter Ego-nya yang berkarakter kejam dan dingin saat menghabisi seluruh lawannya—sama seperti Identitas Shadow dalam kasus Ten—Mark sama sekali tidak menyangka akan dipertemukan dengan Haechan dalam penyamarannya sebagai Crimson, melalui sebuah adegan perkelahian yang tidak sengaja Mark lalui dengan seorang lainnya, di hari pertama Ia menginjakan kakinya di Underground bersama Candy—tangan kanan kepercayaan Sang Master.

Mark ingat, bagaimana heroiknya sisi Crimson dalam diri Haechan saat menolongnya dari perkelahian, yang ternyata disalahpahami sebagai bully-an tersebut, hingga menghantarkan keduanya untuk saling mengenal satu sama lain dalam penyamaran mereka masing-masing.

Dan sejak momen itu, Alter Ego Azure dan Persona Crimson menjadi dekat, hingga terlabeli sebagai sepasang sahabat di Underground**.

Hanya saja.

Entah itu Crimson sekalipun, yang namanya Haechan, ya, Haechan.

Berbeda sekali dengan diri Mark, yang bisa memisahkan karakternya ketika menggunakan Identitas Minhyung yang terkenal sangat gentle dan perhatian, ataupun saat dirinya sebagai Azure yang memiliki kesan dingin dan tidak acuh. Sifat Haechan saat menyamar jadi Crimson di Underground pun, tak ada ubahnya dengan diri Hyuckie di kehidupan sehari-hari mereka; bersemangat, manis, dan menggemaskan.

ReverseWhere stories live. Discover now