Chapter LXXXIX (Perilous)

880 84 15
                                    

Lagi.

Di umurnya yang kelima belas tahun, Haechan tidak mengerti mengapa bisikan di hatinya mampu membuatnya mengambil langkah senekat ini.

Iya.

Sesuai dengan rencana yang telah Haechan ungkapkan kepada Jungwoo, Lucas dan Yangyang sebelumnya, SSIA benar-benar memakan umpan yang telah Ia persiapkan secara sempurna, dengan menangkapnya yang sedang menyamar sebagai Sungchan dalam kepura-puraannya untuk terlelap di malam hari.

Dan kini, ketika pada akhirnya Haechan terbangun berkat efek obat bius yang telah menghilang dari tubuhnya, manik hazel Haechan yang tersamarkan dalam samarannya untuk menjadi sama seperti Sungchan yang mewarisi manik milik Taeyong; onyx, terlihat mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan bernuansa dingin dan netral yang berada di sekelilingnya.

Sebuah ruangan, seperti kamar tidur simpel, atau ruang isolasi?

Entahlah.

Haechan merasa dirinya tidak memiliki waktu untuk memikirkan semua itu. Sebab, Haechan sudah terlebih dahulu berlari menuju pintu, sebelum menggedor-gedornya dengan brutal.

"YA! APA-APAAN INI?! ADA DIMANA AKU?! SIAPAPUN BUKA PINTUNYA!"

BRAK!

"BERISIK! DIAM KAU ATAU AKU AKAN MEMBUNUHMU!"

Suara seruan penuh nada panik.

Suara debaman pintu yang begitu memekakan telinga.

Suara amarah yang terlampiaskan dalam ancaman.

Semua itu merupakan rangkaian yang baru saja terjadi setelah Haechan berulah dengan kesan gegabah. Padahal, Haechan bahkan kini tak sanggup menyembunyikan seringainya ketika apa yang telah Ia prediksi sebelumnya, ternyata terwujud pada realita kali ini.

Sudah Haechan duga.

Sebagai salah satu pewaris Keluarga Jung, tentunya SSIA tidak akan seberani itu menyentuh Sungchan tanpa kehati-hatian ekstra. Maka dari itu, usai merasa cukup untuk melakukan kegaduhan sebagai pemanis dari penyamaran yang sedang Ia lakukan, Haechan perlahan berjalan mundur hingga terduduk kembali di sisi ranjang.

Sepuluh.

Sembilan.

Delapan.

Tujuh.

Enam.

Lima.

Empat.

Ti—

CEKLEK!

Dengan akting yang bergitu sempurna untuk terlonjak dari duduknya, tubuh Haechan bahkan terlihat sedikit bergetar di tengah-tengah rasa tegang yang mati-matian Ia lakukan, demi mengelabuhi sesosok pria bertopeng yang sedang berjalan masuk ke kamarnya dengan sebuah nampan makanan dan sebuah pistol di tanganya.

"Akan lebih baik kalau kau tidak membuat kegaduhan. Aku benar-benar benci bocah berisik."

Begitulah ucap pria tersebut, masih dengan sebuah pistol yang teracung tepat di kening Haechan, di sela-sela nampan makan malamnya yang perlahan tergeletak di meja dengan benar.

Sebuah kesempatan, yang pada akhirnya digunakan oleh Haechan untuk merebut pistol itu secepat kilat, sebelum mengaitkan lengannya di leher pria tersebut, lalu menguncinya ke dalam kungkungan yang sangat erat.

Terlampau erat, hingga pada akhirnya pria yang baru saja Ia cekik dari belakang secara diam-diam itu pingsan tanpa menimbulkan kegaduhan apapun.

Baiklah, rencana pertama selesai.

ReverseWhere stories live. Discover now