Chapter XLIX (Failure & Revelation)

1.2K 123 6
                                    

"Sayap kanan berhasil dilumpuhkan!"

"Bagian kiri juga terkendali!"

"Bagaimana dari arah belakang?!"

"Ada sedikit kendala, tapi kami mampu mengatasinya!"

Melalui headset yang terpasang apik di telinganya, dari balik topeng berukir macan yang senantiasa menghiasi wajahnya, Mark sempat menoleh ke samping dan ke belakang demi memastikan keberadaan rekan setimnya masih berada dalam jangkauan dan mampu menerima kode darinya. Jeno, sebagai salah satu rekan yang kebetulan berada di tim yang sama dengan Mark, menganggukan kepala singkat untuk memberitahu pada pemimpin timnya itu jika Ia mampu memahami kode yang dikirimkan.

Setelah merasa bila seluruh rekan setimnya yang beranggotakan tujuh orang tersebut telah menerima kode darinya dengan baik, Mark sengaja menopang pistolnya di atas bahu beriringan dengan langkah kakinya yang mulai bergerak penuh kehati-hatian menuju sebuah gerbang. Lagi, Mark lantas memberi kode terakhir sebelum pergerakan dari para rekannya yang langsung mendobrak gerbang tersebut hingga terbuka lebar pun, seakan menjadi saksi betapa senyapnya suasana ruangan tersebut dengan pencahayaan sangat minim.

Mark lantas menggigit bibirnya untuk kesekian kali usai menyadari bila tempat yang menjadi target penyergapan mereka itu, lagi-lagi hanyalah sebuah bangunan kosong seperti markas-markas sebelumnya.

Sial!

Jangan bilang pelacakan yang dilakukan oleh Jisung meleset lagi?!

"TIGER! RETREAT!"

DEG!

Mark terkejut bukan main saat indera pendengarannya benar-benar mendengar suara Senior Spade yang sedang menyergap musuh di bagian belakang markas, terdengar berteriak begitu kencang melalui satu-satunya alat komunikasi yang terpasang di telinganya. Bahkan gara-gara itu, beberapa rekan setimnya yang senantiasa berada di balik punggungnya turut menegang hingga memgambil sikap waspada. Meski demikian, Mark tidak lantas menuruti perintah Sang Pemimpin misi penyergapan tersebut untuk segera mundur lantaran merasa kondisinya saat ini tidak memungkinkan bagi mereka untuk bergerak dengan gegabah.

"Senior Spade! Apa yang—"

"RETREAT!"

Mark refleks melangkahkan kaki mundur penuh kehati-hatian dengan manik yang terus bergerilya ke seluruh penjuru bangunan.

"TIG—"

Bzzzzt!

"..."

"Senior Spade?! Senior Spade!"

BLAM!!!

Jantung Mark berdebar terlampau kencang usai menyadari bila sambungan komunikasinya dengan Senior Spade telah lenyap seketika. Tak hanya itu, Mark tidak cukup bodoh untuk tidak mengetahui bila suara debaman kencang yang berasal dari belakang tubuhnya adalah suara gerbang yang kembali menutup dengan begitu rapat.

BRUK!

"Ugh..."

Manik Mark terbelalak usai menemukan satu-persatu dari rekan setimnya mulai ambruk tidak sadarkan diri.

Sial!

Sial!

Sial!

Jangan bilang mereka terjebak dalam perangkap musuh?!

***

"Ini... sungguhan?"

Renjun hanya bisa memakhlumi reaksi dari Jaemin setelah membaca dokumen yang sempat Ia sodorkan pada sahabatnya itu.

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang