Chapter XVIII (Reminiscene VS Tense)

2K 224 12
                                    

Chenle sungguh tidak bisa mengendalikan kegelisahannya selama menjalani Challenge di Arena usai mendapat kabar dari Renjun tentang peristiwa di menara. Keadaan emergency yang menimpa Jaemin dan Haechan mau tak mau membuatnya harus memegang kendali kepemimpinan Eclipse kali ini. Beruntung Ia tidak harus bertindak sendirian lantaran masih ada Jisung yang tengah bertugas mengantisipasi reaksi dari beberapa anggota Guild yang timbul akibat kondisi menara yang tiba-tiba ditutup dengan dalih ada kebakaran kecil akibat korsleting listrik.

Chenle benar-benar tidak menyangka perkataan Jaemin di Kediaman Seo waktu lalu yang menyatakan jika nyawa Haechan selalu terancam bukanlah sekadar bualan semata. Bahkan menurut informasi yang Ia dengar dari Renjun, Jaemin juga turut menjadi korban hingga harus dilarikan ke rumah sakit oleh Jeno. Meski Renjun memintanya untuk tenang dan fokus kepada Challenge agar tidak menimbulkan kecurigaan dari anggota Guild yang lain, tetap saja Chenle sangat panik sekarang saking khawatirnya dengan kondisi Haechan dan Jaemin.

Selain itu, Chenle benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa dari sekian banyak cara untuk membahayakan nyawa seseorang, justru penjahat kelas kakap yang sedang mereka hadapi ini malah menggunakan cara paling klasik dan gegabah untuk melukai targetnya? Tapi yang membuat Chenle lebih menyesal lagi, bagaimana bisa pihak mereka kecolongan dan membiarkan trik murahan terjatuh dari tangga bisa terjadi seperti ini? Dan kenapa pula di setiap situasi genting yang menerpa para sahabatnya, Chenle selalu saja sedang tidak berada di sekitar mereka?

Kebetulan memuakan macam apa ini?

"Lele, fokus."

Itu adalah suara Jisung yang berbicara padanya. Kini mereka sedang berdiri berdampingan lantaran masih menunggu arahan dari pihak penyelenggara untuk terjun ke dalam round selanjutnya.

Jujur selain otaknya berpikir keras tentang situasi yang tengah menimpanya ini, Chenle benar-benar heran dengan sikap Jisung yang bisa terlihat sangat tenang seakan-akan telah terbiasa. Bahkan ekor mata Chenle sampai memincing tajam ke arah Jisung saking tidak bisa menahan rasa curiganya terhadap sosok Maknae dari Godlike ini.

Chenle benar-benar curiga.

Siapa sebenarnya sosok di balik nama Park Jisung ini?

Mana mungkin kan siswa SMA biasa bisa memiliki kemampuan pengendalian emosi semenakjubkan ini?

Sungguh Chenle merasa keberadaan Jisung sampai sekarang memanglah diam-diam menghanyutkan.

"Pfft, ekspresi macam apa itu?"

Chenle tersentak ketika tiba-tiba wajah Jisung sudah berada tepat di depan wajahnya, bahkan telapak tangan Jisung juga telah mendarat di atas kepalanya dan mengusaknya gemas.

"Ya! Apa-apaan sih?"

Chenle segera memprotes seraya menampik tangan Jisung agar enyah dari atas kepalanya.

Sejak kapan anak ayam satu ini boleh berperilaku lancang terhadapnya?

"Lele, kau tak perlu khawatir," bisik Jisung tiba-tiba, "Siapapun aku sebenarnya, yang jelas aku tidak akan pernah menyakitimu."

Apa sih?

Chenle langsung mengalihkan wajahnya ke samping demi menghindari senyuman kecil Jisung yang tertuju padanya demi menyembunyikan wajahnya yang merona.

Sial, kenapa pula jantungnya harus berdebar kencang gara-gara perkataan cheesy tidak jelas dari Maknae Godlike satu ini?

Bukankah seharusnya Chenle merasa terkejut karena lagi-lagi Jisung berhasil membaca pikirannya?

Jisung hanya terkekeh kecil sebagai balasan.

"COLLABORATION ROUND IS ABOUT TO START! PLEASE GET READY WITH YOUR PARTNER FROM OTHER GUILD!"

ReverseWhere stories live. Discover now