Chapter XCVII (Haechan's Missing Pieces Pt. 2)

762 86 10
                                    

"Jadi... kalian berkencan?"

Sembari menggigit bibir bawahnya dengan canggung, Chenle yang terduduk tepat di samping Jisung pada sebuah bangku memanjang, hanya bisa menundukan kepala dalam dengan kelopak mata yang terpejam erat. Sungguh berbeda dengan kondisi Jisung saat ini yang terlihat mengalihkan pandangannya dari Haechan dengan jemari yang mengusak belakang kepalanya sendiri yang tidak gatal; canggung.

Sebuah reaksi, yang membuat Haechan mampu tersenyum kecil untuk pertama kalinya, usai apa yang telah terjadi di Kediaman Seo beberapa waktu lalu atas kedatangan Jaehyun dan Taeyong.

Iya.

Setelah merasa cukup di-roasting oleh Ten selain mendapat kesadaran penuh akibat dukungan dari Taeyong untuk bangkit, pada akhirnya Haechan memungut kembali sisa-sisa kekuatan maupun keberanian yang masih ada di dalam dirinya untuk benar-benar mengambil aksi; mencari Mark yang menghilang.

Selama itu, ada banyak kepingan-kepingan memori yang berusaha Haechan kumpulkan, untuk menerka-nerka dimana sekiranya Mark berada.

Di mulai dari sungai di pinggir kota, yang menjadi saksi bisu atas kaburnya Haechan berkat tipu daya akan perjodohannya dengan seorang "gadis" pilihan Sang Harabeoji, hingga Mark datang menjemputnya dengan segala kejutan yang membuat keduanya resmi terikat dalam pesta pertunangan yang lumayan meriah kala itu.

Sungguh kenangan yang begitu manis, sampai Haechan tidak bisa mengabaikan keinginan hatinya untuk mengunjungi tempat ini di suatu sore menjelang malam.

Meski harapan Haechan semula adalah menemukan sosok Mark. Tapi Ia sama sekali tidak memungkiri kehadiran Chenle dan Jisung di tempat lumayan terpencil seperti ini sangat membuat Haechan terkejut maupun... senang?

Iya.

Itu merupakan kesan awal yang Haechan miliki, setelah kini Ia turut mendudukan diri di samping Chenle yang sedikit salah tingkah; bingung karena tidak menyangka bila "kencan"nya dengan Jisung dipergoki oleh Haechan yang telah lepas dari masa "berkabung"nya.

Reaksi yang lumayan menggemaskan, hingga Haechan tidak sanggup untuk tidak melayangkan telapak tangannya di surai Chenle hanya untuk mengusaknya gemas.

"Aku benar-benar mengganggu kencan kalian kan ya?"

"Hyu-Hyung! Ka-Kami—"

"Dan sepertinya itu akan berlanjut sampai sisa hari ini."

"..."

"Bukan begitu, Mice?"

Ya.

Haechan turut senang akan perkembangan hubungan Jisung dan Chenle. Tapi untuk kali ini, Haechan akan membiarkan dirinya sedikit egois, karena mencari keberadaan Mark merupakan satu-satunya fokus dari pikiran dan perasaannya yang tak terbantahkan.

Oleh karenanya, Haechan yang begitu percaya akan "kebetulan pasti memiliki maksud" pun, memutuskan untuk tinggal sejenak bersama keduanya.

Sebab... Haechan rasa ada kepingan-kepingan memori penting yang sudah sepantasnya untuk Ia ketahui, yang mungkin saja mampu membantunya untuk menghadapi Mark di penghujung pencariannya.

Dan Haechan yakin, semua itu dimulai dari Chenle yang mendadak sangat bungkam dengan tubuh tegang, maupun Jisung yang terlihat tak berekspresi saat memandang pada aliran sungai yang bergemericik.

"Kalau Hyung mencari Mark hyung, aku benar-benar tidak tahu ada dimana dia sekarang."

"Aku tahu," balas Haechan sambil memandang ke arah langit luas, "Aku tinggal karena aku ingin mengetahui semua hal yang kalian sembunyikan dariku, Mice," lanjutnya sambil melirik pada Chenle yang mulai menatapnya dengan bias bersalah, "Aku juga ingin tahu kenapa Orca memutuskan untuk berpihak pada kalian di detik-detik terakhir."

ReverseWhere stories live. Discover now