Chapter XXXII (Meet & Déjà Vu)

1.4K 142 16
                                    

"Perfect!"

Akhirnya selesai sudah.

Haechan diam-diam menghela napas lega usai mendengar suara bernada puas dari sesosok wanita yang berdiri tepat di belakangnya. Meski demikian, Haechan sendiri yang masih senantiasa melihat pantulan dirinya di depan cermin tak menampik jika keperfeksionisan dari Noona tidaklah sia-sia. Haechan akui perpaduan dari beberapa potong pakaian yang kini melekat sempurna di tubuhnya benar-benar merupakan setelan yang menawan sekali di matanya. Bahkan Haechan bisa merasakan jika setelan semi formal yang dipersiapkan untuknya ini sangat sesuai dengan seleranya.

Haechan menyukainya.

Walau agak disayangkan setelan semenarik ini harus Haechan kenakan untuk menemui orang yang tidak Ia kenal.

Lagi-lagi Haechan menghela napas dalam diam.

"Haechanie? Apa kau tidak suka dengan pilihan Noona?"

Haechan agak tersentak usai mendengar hal tersebut.

"A-Ah! Siapa bilang?!" ucap Haechan sembari menoleh ke arah Noona dengan cepat, "Aku sangat menyukainya, Noona! Setelan ini benar-benar sesuai untukku!"

"Benarkah?" ucap Noona dengan mata memincing lantaran merasa ragu, "Tapi sepertinya reaksimu berkata sebaliknya," lanjutnya, "Aku bisa memilihkan setelan la—"

"No-Noona! Sungguh! Aku menyukainya!" potong Haechan cepat dengan nada agak sedikit panik, "Bahkan setelan ini merupakan setelan terbaik yang pernah aku pakai!"

Bagaimana tidak panik?

Selain memang Haechan berkata jujur, Ia hanya tidak ingin terjebak lagi selama tiga jam ke depan untuk menjadi tumbal keperfeksionisan Noona seperti yang sudah Ia lalui demi setelan yang melekat di tubuhnya saat ini.

Beruntung Noona terlihat senang usai mendengar perkataan Haechan yang memuji hasil karyanya tersebut.

"Benarkah? Aku senang jika kau benar-benar menyukainya!" ucap Noona dengan nada bahagia, "Kalau begitu kau sudah bisa mengganti pakaianmu sekarang," lanjutnya, "Noona akan ke rumahmu nanti sore untuk mendandanimu!"

Haechan hanya bisa meringis seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sebelum mengangguk kecil. Segera, Haechan melangkahkan kaki menuju ke salah satu bilik fitting room yang terletak lumayan jauh dari tempat Noona berada. Di sela-sela langkah kakinya itulah Haechan malah terjatuh dalam lamunan akan beberapa hal yang masih bersemayam di benaknya tentang pembicaraan tadi malam.

Dibandingkan pusing dengan kenyataan jika dirinya adalah pewaris Keluarga Seo yang rencananya akan dinikahkan dengan siapapun itu pewaris dari Keluarga Jung, Haechan lebih pusing saat memikirkan bagaimana Ia harus menjelaskan semua ini pada para sahabatnya. Terlebih kedua orang tuanya juga tidak terlihat mempermasalahkan jika jati diri Seo Haechan sampai bocor ke hadapan publik sekarang. Tapi sungguh, entah mengapa Haechan lebih merasa "nyaman" jika dirinya tetap menjadi Lee Haechan untuk saat ini. Atau setidaknya sampai Ia lulus sekolah menengah atas tahun depan?

Entah mengapa pula, Haechan merasa beban di pundaknya akan terasa sangat berat saat hari dimana Ia diumumkan sebagai pewaris Keluarga Seo secara resmi benar-benar tiba. Sebab, jujur Haechan pribadi merasa nyaman dengan kebebasan yang Ia miliki sekarang tanpa bayang-bayang tanggung jawab yang akan Ia emban sebagai pemegang Seo Resources Group. Haechan akui, meski Ia merasa bangga dengan semua itu, tapi Ia juga tidak bisa menampik sisi relung hatinya yang bersorak tentang keinginannya untuk terjun ke dunia musik.

Tentu saja, apa gunanya Haechan memilih untuk bersekolah di Star Music School jika bukan karena passion-nya?

Tapi Haechan pun tahu, Ia juga tidak punya waktu berperilaku seperti bocah dengan memberontak kepada orang tuanya untuk menolak menjadi pewaris Keluarga Seo hanya demi menuruti passion-nya.

ReverseUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum