Chapter CXVIII (Mark and Haechan's Universe: Jeno and Jaemin's Chain Vol. 3)

577 49 30
                                    

"Nono?"

"Ung..."

Sembari membuka kelopak matanya dengan perlahan, Jeno kecil lantas sedikit melayangkan telapak tangannya ke arah kaca jendela di sampingnya, demi menghalangi sebersit cahaya yang sangat menganggu pengelihatannya, yang baru saja terjaga dari tidur lelapnya itu.

Eh?!

Lho?!

Jeno ketiduran!

Baru ketika Jeno menyadari semua itu, dengan segera Ia terduduk tegak dari bangkunya, seraya menolehkan wajah tampannya ke segala arah, hanya untuk...

"Nono?"

...mendapati sosok kecil Jaemin yang tumbuh menjadi bocah sangat menawan di umurnya yang ke 9 tahun itu, kini sedang memandanginya dengan manik yang membias lucu.

"Nana~!" panggil Jeno dengan nada merengek, sebelum menghamburkan tubuhnya untuk memeluk Jaemin, "Nono ketiduran lagi kan yaa?! Ugh!"

Sembari membalas pelukan Jeno, Jaemin terlihat menahan tawa kecilnya, sebelum mengelus surai Jeno yang masih membenamkan diri di pelukannya.

"Tidak apa-apa, Nono," balas Jaemin setelahnya, "Kebetulan mata pelajaran terakhir kali ini, Seonsaengnim tidak datang dan hanya memberi tugas," lanjutnya seraya merenggangkan pelukannya pada Jeno, "Jadi No—"

"Nana~! Jangan dilepas! Masih mau peluk!"

Mendapati betapa menggemaskannya tingkah Jeno terhadapanya itu, Jaemin yang awalnya ingin protes karena Jeno memotong perkataannya pun, seketika mengurungkan niatnya, dan malah kembali tertawa seraya mengusak-usak punggung Jeno bak memanjakan seekor Samoyed.

"Nono~!" panggil Jaemin tanpa bisa menanggalkan kegemasan dalam nadanya, "Tapi kita harus segera pulang~!" lanjutnya sambil menyubiti pipi Jeno, "Nono tidak lihat ruang kelas kita sudah sepi begini?"

Pada akhirnya Jeno sedikit merenggangkan pelukan mereka, demi mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Hanya untuk manyun setelahnya, usai mendapati bila perkataan Jaemin benar adanya.

Ugh.

Tentu saja Jeno manyun.

Sebab kalau boleh jujur, sedikit berbeda dengan kebanyakan bocah lainnya, Jeno lumayan membenci bila waktu pulang sekolah telah tiba, lantaran kenyataan tersebut membuatnya harus terpisah dengan Jaemin.

Hal yang sangat dipahami oleh Jaemin, oleh karena berulang kali pula Jeno selalu menyuarakan secara gamblang ketidaksukaannya akan perpisahan singkat mereka, yangmana membuat Jaemin tak sanggup menyembunyikan senyum kecilnya, sebelum melayangkan sebuah ciuman kecil di pipi Jeno yang masih merajuk.

"Nono~! Kita cuma pisah sebentar lho?" ucap Jaemin sambil mengusak surai Jeno, "Besok kan masih sekolah, Nana dan Paman Han pasti akan jemput Nono lagi kok!"

Mendengar ucapan Jaemin tersebut, bukannya menganggukan kepalanya pelan sebagai tanda setuju, Jeno malah kembali memeluk Jaemin dengan erat.

Iya.

Jeno... hanya tidak mau pulang ke "rumah".

***

"Sampai ketemu besok ya, Nono! Dadah! Muaaaaah!"

Meski senyum di bibirnya sempat terkembang begitu lebar usai menerima ciuman perpisahan dari Jaemin di pipinya. Pada akhirnya semua itu musnah dalam sekejap, tepat setelah mobil milik Jaemin yang disupiri oleh Paman Han tersebut melaju cepat, meninggalkannya sendirian di depan pintu gerbang dari halaman Kediaman Keluarga Lee.

Ah... tidak.

Tidak lagi.

Berbekal suasana hati yang mendadak berubah menyendu, sebisa mungkin Jeno mengendalikan semua itu dengan ekspresi datar di wajahnya, maupun kepalanya yang berusaha mengulang kembali mimpi yang sempat singgah dalam tidurnya di Star Music Kindergarten School tadi, seiring dengan langkah kaki kecilnya yang berjalan amat perlahan menuju pintu rumah Kediaman Lee.

ReverseWhere stories live. Discover now