Chapter XII (Fallacy VS Chaotic)

2.4K 225 6
                                    

Sebenarnya Haechan sendiri pun tidak menyangka bila sosok yang Ia cari sebelumnya akan datang sendiri kepadanya dalam keadaan sekacau ini.

Ya, setelah sekian menit Haechan lalui dengan berpura-pura, akhirnya Ia terduduk dari baringannya dengan gerakan sepelan mungkin. Kepala Haechan tertoleh ke arah Mark yang masih terlelap dengan wajah yang terbenam di antara kedua tangannya di sisi ranjang. Saking heran dan bingung dengan perilaku Mark yang tidak biasa itu, Haechan tidak tahu apakah Ia harus merasa marah karena Mark dengan lancang menyelinap masuk ke kamarnya, atau merasa kasihan melihat sosok Mark yang terlihat sangat kacau itu.

Sungguh, sebenarnya apa yang telah terjadi?

Apa Haechan melewatkan sesuatu saat ketiduran?

Dan kenapa sepertinya itu ada hubungannya dengan Sang Pemimpin Godlike ini?

Meski Mark memang menyebalkan dan brengsek, bahkan telah bertingkah aneh tadi, Haechan selaku tuan rumah pun sedikit-banyak tidak bisa menampik rasa kasian dan rasa pertanggung jawabannya yang melihat Mark tertidur dalam posisi kurang mengenakan. Maka dari itu, dengan hati-hati Haechan memindahkan tubuh Mark yang lumayan berat agar terbaring di ranjangnya. Seketika itu juga Haechan syok saat melihat wajah Mark yang kini terhiasi oleh beberapa memar dan jejak darah di wajahnya.

Sumpah!

Ada apa ini?!

Kenapa Mark bisa dalam keadaan babak belur seperti ini?!

Apa Mark baru saja berkelahi?!

Dengan siapa?!

Apa yang terjadi?!

Haechan yang panik awalnya ingin membangunkan Mark. Tetapi rasa kasian yang mendominasi terlebih saat melihat gurat kelelahan di wajah Mark yang tampak tertidur sangat pulas tersebut membuat Haechan mengurungkan niatnya. Malahan, Haechan segera beranjak dari kasurnya untuk meraih kotak pertolongan pertama pada kecelakaan di laci meja belajarnya. Kemudian Haechan pun bergegas membersihkan luka Mark dengan hati-hati sebelum mengobatinya sepelan mungkin agar Mark tidak terbangun dari tidurnya.

"Hyuckie..."

Haechan terkesiap kala mendengar suara Mark. Namun reaksi tersebut tidak berlangsung lama ketika manik Haechan mendapati jika tampaknya Mark sedang mengigau dalam tidurnya. Gerakan jemari Haechan sempat terhenti saat mengobati wajah Mark lantaran tertegun saat menemukan segaris air mata mengalir dari sudut mata Mark yang terpejam.

Lagi-lagi nama itu.

Sungguh siapa sih sebenarnya orang yang bernama Hyuckie ini?!

Kenapa Mark terus saja menyebut nama itu di depannya bahkan saat terlelap sekalipun?!

Tapi kenapa kok tiba-tiba Haechan merasa sangat kesal ya?

Tapi kenapa pula perasaan kesal itu bercampur rasa sakit di dadanya?

Haechan langsung menggelengkan kepalanya cepat demi menghilang segala pemikiran dan perasaanya yang mulai berkecamuk itu. Setelahnya, Ia membereskan segala peralatan medis ke dalam kotak lalu menyimpannya kembali. Sembari merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku Haechan mencuri pandang ke arah jam dinding di kamarnya.

Pukul 4.30 pagi.

Woah, berapa lama Haechan tertidur?

Meski jam segitu masih terbilang sangat dini, Haechan yang sudah tidak merasa mengantuk itu pun merasa tidak minat untuk melanjutkan tidurnya. Apalagi ada Sang Pemimpin Godlike di ranjangnya, mana mau Haechan? Bisa-bisa terjadi hal tidak diinginkan terjadi baik dari keduanya maupun pihak ketiga alias Jaemin atau Renjun yang pastinya akan jatuh lagi ke kesalahpahaman jilid dua jika melihat mereka tidur seranjang, di kamar Haechan pula.

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang