Chapter CXXVII (Seven Dream: 7)

1.4K 89 46
                                    

"Di sini kau ternyata."

Berhadapkan pada deburan ombak yang tak begitu jauh dari dirinya terduduk, maupun terpaan angin malam yang menghempas utuh surai hitam miliknya, yang kini tengah membiaskan kemilauan suasana langit berbintang bertahtakan rembulan di atas sana. Mark lantas tak mampu menahan dirinya untuk mengembangkan sebuah senyum manis, usai manik obsidiannya benar-benar menemukan sosok menawan Haechan turut mendudukkan diri di sampingnya.

"Merindukanku?" balas Mark kemudian, dengan lengan yang segera meraih pinggang Haechan agar semakin merapat pada tubuhnya.

Sungguh sebuah sikap dari Mark, yang seketika mampu membuat Haechan tergelak geli.

"Merindukanmu? Setelah semingguan ini kau selalu 'membantaiku' di ranjang tanpa absen?" balas Haechan penuh sarkasme di dalamnya, "Jahat tidak sih, kalau sebenarnya saat ini aku berencana melemparmu ke tengah lautan?"

Kini giliran Mark yang tergelak begitu hebatnya.

"Apa bukan malah kau yang ketagihan, hm?" ucap Mark sambil menoel pipi Haechan dengan gemasnya, "Seingatku tadi malam, kau bersemangat sekali menunggangi penisku sampai klimaks berkali-kali," lanjutnya seraya menikmati ekspresi terkejut sang matahari akan ucapan frontalnya, "Bahkan kau meneriakan 'faster, Markhh, fas'—mmphh!"

"Bedebah kau dengan segala mulut busukmu, Azure!"

Diiringi omelan dari Haechan setelahnya, maupun telapak tangan sang pudu yang masih melekat rapat di mulutnya. Mark lantas melampiaskan ekspresi puasnya dalam tawa tertahan yang begitu senang, hingga membuat Haechan yang semakin kesal dengan reaksi Mark pun langsung melepaskan bekapannya, hanya untuk melayangkan sebuah cubitan maut di pinggang sang singa mesum.

"Ugh, tunggu Sayang! Jangan di situ!" ucap Mark sambil membawa tangan Haechan menuju ke selangkangannya sendiri, "Di sini saja!"

"Bajingan kau Azureeeeeee!!!"

Sungguh seruan lumayan menggelegar dari Haechan di tengah usahanya kembali menarik tangannya dari selangkangan Mark, yang tentu saja berhasil membuat Mark tak kuasa menahan tawanya agar semakin lepas ke langit luas. Meski demikian, dengan sigap Mark langsung merengkuh tubuh sang pudu ke dalam pelukannya, sebelum membawanya agar sama-sama terbaring di atas pasir pantai yang berhawa sedikit hangat.

"Ish! Azureeeee!" protes Haechan kesal sambil menggigit kecil lengan Mark yang kini menjadi bantal bagi kepalanya.

"Apa sayangku, Crimson?" balas Mark seraya melayangkan sebuah kecupan di kening Haechan.

"Iiiiiisssshhh! Kau dan seluruh alter ego sialanmu itu benar-benaaaaar! Hih!!!" protes Haechan kesal bukan main.

Mark sendiri lantas terkekeh begitu gemasnya, meski semua itu tidak menghalanginya untuk kembali membalas perkataan Haechan.

"Apa salahnya membiarkan sisi Azure dalam diriku merayakan kemenangannya karena berhasil menikahimu, hm?" ucap Mark sambil memainkan surai bergelombang madu milik Haechan dengan jemarinya, "Kau tentunya tidak lupa kan, betapa teguh sekali pendirianmu saat menolak seluruh curahan cinta Azure di Underground?"

"Itu karena aku hanya bucin padamu, tahu!"

"Bucin padaku yang ternyata juga Azure?"

"Ugh, baiklah. Itu memang sedikit mind blowing."

Sungguh ucapan penuh kepasrahan dari Haechan setelahnya, yang sukses membuat Mark terkekeh kembali, di sela-sela bibirnya yang mencuri sebuah ciuman dari sang matahari.

"Tapi serius, Pudu. Aku sangat lega semua ini berakhir tidak seburuk bayanganku."

"..."

Haechan tak lantas membalas, lantaran manik hazelnya kini terlampau terpaku akan sebuah pemandangan, berupa wajah menawan Mark dengan sebuah senyuman sangat tulus yang terukir di bibirnya.

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang