Chapter CXX (Mark and Haechan's Universe: Jeno and Jaemin's Chain Vol. 5)

723 54 24
                                    

"Hyung benar-benar akan tinggal di asrama?"

Di umurnya yang ke lima belas tahun saat itu, Jeno tak mampu menyembunyikan kegelisahannya, saat mendengar ucapan sang kakak alias Taeil di suatu malam, berlatarkan sebuah film komedi yang sengaja mereka tonton bersama di ruang keluarga rumah mereka.

Taeil sendiri, yang memang membuka percakapan tersebut sejak awal, pada akhirnya mengangguk.

"Iya, asrama lebih dekat dengan kampus, jadi apa-apanya serba praktis," balas Taeil sambil mencomot sekeping nachos dari bungkus makanan ringan di tangannya, "Kenapa Nono ya?" lanjutnya dengan nada bercanda, "Kau pasti tidak mau terpisah dariku ya?"

Tentu saja.

Lebih dari semua itu.

Jeno bahkan tidak bisa membayangkan, bila dirinya harus tinggal bersama "orang tua" mereka tanpa Taeil di Kediaman Keluarga Lee.

Sungguh.

Membayangkan saja sudah terasa sangat ngeri.

Apalagi benar-benar menjalaninya, kan?

Sebuah keterdiaman dari Jeno setelahnya, yang mampu ditangkap oleh Taeil dengan begitu jelasnya, karena selama ini pun Ia tidak buta dengan perilaku dingin macam apa yang dicanangkan oleh kedua orang tua mereka kepada Jeno.

Entahlah.

Taeil memang menyadari bahwa kedua orang tua mereka memang memperlakukan mereka secara berbeda. Tapi jujur Taeil cukup pengecut untuk mengonfrontasi permasalahan itu pada kedua orang tua mereka, sehingga dirinya hanya bisa selalu menjadi Hyung yang baik dan suportif bagi Jeno di setiap kesempatan.

Maka dari itu, Taeil yang menangkap kecemasan Jeno pun segera merangkul pundak sang adik sebelum berkata.

"Kau sendiri bagaimana? Tidak minat tinggal di apartemen yang lebih dekat dengan sekolahmu?"

"Huh?"

Melihat ekspresi kebingungan di wajah Jeno, seketika Taeil terkekeh.

"Jarak rumah kita dari sekolahmu kan lumayan jauh tuh," ucap Taeil lagi, "Bukannya lebih baik kau juga pindah saja dari sini?"

"Hyu-Hyung—"

"Kalau kau benar-benar berminat, aku bisa membicarakannya dengan Appa dan Eomma."

"..."

"..."

"..."

"..."

"Apa bisa... seperti itu?" tanya Jeno pada akhirnya.

"Tentu saja! Aku yakin Eomma dan Appa juga tidak keberatan!"

O ya.

Tentu saja.

Bukannya dengan kepergian Jeno dari Kediaman Keluarga Lee, semua itu memang hal yang terbaik bagi kedua pihak?

Orang tua mereka tidak perlu harus berpura-pura "baik" kepada Jeno kan?

Jeno sendiri juga tidak perlu merasakan sakit akibat pengabaian yang selalu Ia terima selama ini kan?

BRAAK!!!

Saking kerasnya suara debaman dari pintu di samping mereka, baik Taeil maupun Jeno tak kuasa menahan reaksi keterkejutan mereka hingga sama-sama tersentak dalam posisinya, bahkan turut menolehkan wajah secara bersamaan ke arah sumber suara.

Berbeda dari biasanya. Seketika Taeil sendiri hanya bisa menundukkan kepalanya takut mengikuti jejak Jeno, usai menemukan betapa berang wajah kedua orang tuanya yang terhiasi oleh emosi itu, hingga membuat mereka tetap saja terdiam, saat pada akhirnya pasangan suami-istri tersebut pergi begitu saja dari hadapan mereka tanpa berkata apapun.

ReverseWhere stories live. Discover now