Chapter CXVII (Mark and Haechan's Universe: Jeno and Jaemin's Chain Vol. 2)

622 44 15
                                    

Di umurnya yang ke 5 tahun, Jaemin kecil hanya bisa manyun di sepanjang pesta perayaan yang sedang Ia hadiri ini, oleh karena kedua orang tuanya yang tanpa sengaja membuatnya sendirian di tengah keramaian itu, kini terlihat terlibat perbincangan dengan orang lain, demi membahas perkara bisnis, bisnis, dan bisnis, atau yah, hal berbau pekerjaan orang dewasa yang begitu membosankan baginya.

Sungguh Jaemin tidak paham.

Mengapa kedua orang tuanya ini selalu mengajaknya untuk menghadiri pesta semacam ini sih?

Yah.

Walau diumurnya yang tergolong muda itu sebenarnya Jaemin tahu, bila statusnya sebagai anak tunggal tersebut, tentunya tidak akan membiarkan kedua orang tuanya tega meninggalkan dirinya seorang diri di Kediaman Na.

Tapi tetap saja.

Jaemin bosaaaaaan!

Sumpah.

Daripada ikut ke dalam pesta basa-basi yang diselenggarakan oleh salah satu kolega dari orang tuanya ini, lebih baik Jaemin di rumah main game saja kan?

Atau lebih bagus lagi, orang tuanya menitipkan dirinya saja ke Yayasan Peduli Anak.

Dengan begitu, Jaemin bisa bermain dengan sahabatnya yang bernama Renjun, kan?

"Nana?"

Jaemin yang sedari tadi masih manyun di ujung bawah tangga pun, pada akhirnya mengalihkan fokus sepenuhnya ke arah samping, tepat saat menemukan keberadaan Sang Eomma alias Nyonya Na yang kini sedang berjalan menghampirinya.

"Eomma~!"

Tanpa bisa menahan perasaan bosannya lagi, pada akhirnya Jaemin merengek khas anak kecil pada umumnya, dengan kedua tangan yang terangkat sebagai tanda ingin menghamburkan diri di pelukan Sang Eomma.

"Aigooo~!"

Nyonya Na sendiri, yang tidak sanggup menolak tingkah manja dari putra semata wayangnya itu pun, akhirnya menuruti permintaan sang buah hati, dengan balas memeluk tubuh mungilnya begitu erat, bahkan turut menggendongnya ke dalam dekapannya yang hangat.

"Eomma~! Nana bosaaaaan! Ayo pulang sajaa~!"

Mendengar Jaemin kembali melancarkan serangannya berupa rengekan menggemaskan dengan daya keimutan tiada tara, Nyonya Na sempat terkekeh geli, sebelum melayangkan sebuah ciuman maut di pipi gembul sang putra.

"Eom—! Tu-Tung—ukh! Eomaaaaaaa!!! Kenapa malah cium Nana sih?!! Uuh!!!"

Nyonya Na sendiri yang begitu puas memberikan mahakarya pada Jaemin, berupa sebuah bekas lipstick yang tertera jelas di pipi gembul sang putra pun, akhirnya hanya tertawa lepas tanpa berniat menghapusnya, bahkan berpura-pura tidak tahu dengan sengaja berjalan membawa Jaemin menuju ke sudut pesta, tepatnya pada sebuah meja yang begitu lebar penuh dengan berbagai dessert yang menggugah selera di atasnya.

"Nana," panggil Nyonya Na sambil menurunkan Jaemin dari gendongannya, "Tunggu sebentar lagi ya? Soalnya Appa masih mengobrol hal penting dengan Tuan Lee di sana tuh," lanjutnya sambil menujuk ke tengah-tengah pesta, "Selama itu, untuk kali ini saja Eomma akan mengizinkan Nana memakan makanan manis sepuas Nana, oke?"

"Uh, Eomma sedang menyogok Nana nih?" keluh Jaemin sambil mengembungkan pipinya.

Untuk kesekian kalinya Nyonya Na tak mampu menahan tawa gelinya akan keunyuan sang putra. Meski demikian, semua itu tak mengurungkan niat Nyonya Na untuk menggoda Jaemin, dengan menyodorkan berbagai dessert manis yang sekiranya disukai sang putra.

ReverseWhere stories live. Discover now