Chapter LXXXIV (Mosaic)

837 84 16
                                    

"Crimson, kau yakin dengan semua ini?"

Dalam kondisi memeluk seorang bocah laki-laki yang meringkuk tidak sadarkan diri di bangku belakang mobil yang mereka kendarai, Haechan sempat menggigit bibir bawahnya sendiri dengan gelisah, sebelum kembali melontarkan perkataan yang mewakili benaknya hingga saat ini.

"Candy hyung, kau hanya perlu membawa kita selamat sampai rumahmu. Sisanya akan kupikirkan nanti."

Pada akhirnya Jungwoo tidak memiliki pilihan selain mengangguk singkat, lalu memfokuskan pandangannya lagi menuju jalanan aspal yang sepi di hadapannya dalam keheningan yang lumayan mencekam.

Bagaimana tidak?

Dua jam berlalu semenjak Haechan menemukan, bila bocah Jung yang terkunci di sel pengap nan gelap tersebut bukanlah tunangannya, melainkan sesosok bocah laki-laki berparas manis yang sama sekali tidak bisa disembunyikan oleh linangan air mata yang menghiasi wajahnya.

Saat itu, Haechan sempat terdiam lumayan lama, antara merasa lega karena bukan sosok Mark yang Ia temukan, sekaligus merasa kebingungan lantaran tidak tahu harus mengambil sikap seperti apa pada sesosok bocah di hadapannya tersebut.

Maka dari itu, pada akhirnya Haechan hanya bisa menutup pintu sel tersebut dengan pelan, sebelum berjalan kembali menuju ke arah Jungwoo yang terlihat sibuk dengan layar ponselnya.

"Hyung, dia—"

"Aku tahu."

Perkataan dari Jungwoo yang secara tidak langsung memotong perkataan Haechan pun lantas membuatnya kembali terdiam. Namun reaksi tersebut tidak bertahan lama ketika secara mendadak Jungwoo melempar ponselnya pada Haechan yang sedikit terkejut.

"Setelah kau membacanya, aku harap kau bisa mengendalikan emosimu," ucap Jungwoo seraya berdiri dari duduknya untuk membelakangi Haechan.

Tepat setelah retina matanya membaca pesan yang tertulis dalam sandi morse* di layar ponsel itulah, Haechan sumpah berusaha untuk menahan lebaran matanya, sekaligus mengendalikan pergerakan tubuhnya agar tidak tergesa saat berjalan kembali menuju sel di ujung ruangan.

Haechan masih mengingatnya dengan jelas. Bagaimana dalam sekali serangan Ia langsung membuat bocah itu pingsan di detik berikutnya, sebelum memapahnya keluar menuju ke arah Jungwoo yang sepertinya telah memprediksi perilaku Haechan.

Bagaimana tidak?

Bocah bernama Jung Sungchan ini adalah adik kandung dari tunangannya, Jung Minhyung?!

Setelah 15 tahun lamanya Haechan habiskan dengan menelan bulat-bulat informasi yang menyatakan bila tunangannya itu adalah anak tunggal, bagaimana mungkin Haechan bisa mengabaikan fakta mengejutkan itu setelahnya?

Sebuah fakta, yang pada akhirnya mendorong tingkah nekat Haechan untuk membawa pergi sosok tak sadarkan diri Sungchan bersama dengan Jungwoo sebagai pengemudi, demi menemui Yangyang di "markas" mereka secepat mungkin.

***

Haechan sungguh hanya bisa terus terdiam, ketika Yangyang tiada henti menunjukan seluruh informasi yang terpampang jelas di layar laptopnya, sebagai hasil dari perilakunya yang telah sukses secara total meretas protokol SS7*, demi memperoleh seluruh riwayat panggilan telepon maupun pesan singkat yang telah terhapus pada nomor ponsel dari salah satu penjahat yang sempat menculik Sungchan waktu lalu.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi di keluarga tunanganmu?"

Sebagai gray hat hacker*, Yangyang sendiri bahkan tidak mengerti lagi harus bereaksi seperti apa, setelah berulang kali membaca berbagai pesan singkat yang Ia peroleh, maupun mendengarkan rekaman sambungan telepon antara sang penculik dan siapapun itu yang terindikasi sebagai Tuan A.

ReverseWhere stories live. Discover now