Saling Merindu

1.2K 78 3
                                    

Terberai update nih!

Oh ya kalian pernah bucin sama seseorang nggak sih?

Disakitin berkali-kali tapi tetap pengen nyoba mempertahankan dengan harapan pasangan kalian bisa berubah?

Selamat membaca dan juga lupa vote-nya yaaa :)

________________________________________________________________________________

Tamara berdiri dan melangkah mengendap-endap menjauhi ranjang. Dia bergegas mandi dan segera memasak untuk sarapan dirinya dan juga Pras. Meskipun benaknya terus saja berkeliaran tapi dirinya harus tetap melayani suaminya dengan baik.

"Setidaknya gue udah berusaha menjadi istri yang baik untuk Pras, selebihnya terserah dia," katanya pelan sambil menatap bawang putih yang baru saja dikupas dan hendak dia cincang.

Membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikan masakannya pagi itu. Tamara pikir memasak sup udang lengkap dengan ikan panggang sangat cocok di makan saat udara terasa dingin pagi itu.

"Sudah selesai," gumamnya seraya melepas celemek yang melekat pada tubuhnya.

Dia kemudian berjalan ke kamar untuk membangunkan suaminya. Tamara menatap Pras yang masih tidur dengan nyenyak. Matanya tiba-tiba memanas melihat betapa Pras terlihat sangat lelah.

Tamara mendekati suaminya dan menepuk lengan Pras dengan pelan. "Mas?" panggilnya.

Pras tidak terganggu dengan suara istrinya itu. Dia tidur seperti bayi. Wajahnya terlihat damai dengan tangan yang memeluk guling dengan erat. Tamara tersenyum. Dia menarik napas panjang kemudian menghembuskannya dengan pelan.

"Mas? Ayo bangun!"ucapnya.

Bibir Tamara tertarik ke aras kala melihat mata Pras yang perlahan terbuka. "Menggemaskan!" batin Tamara.

"Sudah siang, ya?" tanya Pras sambil menoleh dan menatap jendela.

Tamara mengangguk. "Hm," jawabnya. "Kamu nggak kerja?" tanya Tamara dengan tangan yang tanpa sadar membelai kepala suaminya yang terlihat masih sangat mengantuk.

"Astaga! Mas, badan kamu panas!" kata Tamara.

Wanita itu kemudian menempelkan punggung tangannya ke dahi Pras dengan wajah cemas. Pras hanya diam sambil terus mengamati gerakan Tamara yang membuat hatinya terasa hangat. Pras tersenyum. Dia benar-benar pulang ke rumah, kan?

"Sebentar! Aku ambil termometer dulu, ya?" kata wanita itu.

Tapi Tamara kembali duduk setelah Pras mencekal tangannya. "Aku ingin dipeluk!" pinta Pras dengan wajah sedikit manja.

Tamara mengedipkan matanya dengan heran. Wajahnya terasa hangat. Tamara masih saja merasa malu saat Pras bersikap menggemaskan seperti itu. Tamara tidak berniat mengeluarkan suaranya. Dia memilih bergerak maju dan memeluk tubuh suaminya dengan erat.

Pras tersenyum semakin lebar. "Aku kangen," katanya pelan.

Tamara mengangguk. "Aku juga kangen," jawabnya.

"Kalau aku minta supaya kamu benar-benar menjauhi Gangga, apa kamu bersedia?"

Tamara melepaskan pelukannya dengan cepat. Dia menatap wajah Pras dengan tidak percaya. Pras masih saja bersikap seperti anak kecil. Tamara terkekeh tidak percaya.

"Bisakah kita nggak membicarakan tentang Gangga pagi ini? Kamu sedang sakit, Mas! Dan kamu tahu kalau kami nggak pernah ada apa-apa selain sahabat," suara Tamara terdengar seperti tidak terima di telinga Pras.

Pras beranjak duduk dan menyenderkan punggungnya ke belakang. "Bagaimana kalau aku mengatakan bahwa dia nggak akan berhenti untuk mendapatkan hatimu?" tanya Pras dengan nada hati-hati.

TerberaiWhere stories live. Discover now